Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2019

Manfaat menyimpan darah tali pusat (Hematopoietic Stem Cell) untuk kesehatan masa depan

Keterangan : Berdasarkan kisah pasien yang disamarkan identitasnya. Nama yang digunakan telah diganti untuk melindungi privasi pasien. Seseorang anak laki-laki bernama Lucky terlihat normal dan sehat. Namun saat berusia 10 tahun, Lucky mulai mengeluh lemas dan nafsu makannya menurun tanpa sebab. Berat badannya menurun drastis disertai muntah berulang kali. Setelah berobat ke beberapa rumah sakit, dokter menyatakan bahwa Lucky menderita penyakit Leukemia Myeloid kronik. Lucky harus minum obat secara teratur untuk membunuh sel-sel kanker di tubuhnya. Pengobatan yang dijalani oleh Lucky menyebabkan rambutnya rontok, muntah dan berbagai efek samping lainnya. Orang tua Lucky berusaha mencari terapi pengobatan yang dapat menyembuhkan anaknya dari penyakit kanker darah. Beruntung orang tua Lucky menyimpan darah tali pusat putri bungsu mereka, yaitu adik Lucky. Orang tua Lucky mencari dokter yang dapat melakukan transplantasi darah tali pusat untuk menyembuhkan Lucky. Beruntungny

Kasus medis Keloid Hyperthropic pada bekas luka operasi caesar

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 33 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Benjolan di perut bekas luka operasi caesar. Benjolan berwarna gelap dari kulit sekitar. Sakit bila digaruk dan terasa gatal. Tidak ada riwayat alergi. Tidak ada riwayat diabetes melitus. Pemeriksaan fisik. Tekanan darah : 110/70. Nadi : 80/menit. Panjang luka : 20 cm. Diagnosis : Keloid. Differential diagnosis : Scar Hipertrofi . Terapi yang diberikan : Berikan komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada pasien tentang penyakitnya. Hindari luka untuk mencegah munculnya keloid baru. Berikan komunikasi informasi edukasi (KIE) kepada pasien bahwa tidak ada terapi salep/ krim yang bisa mengurangi benjolan tersebut. Injeksi triamnisolon acetonide 1 x seminggu untuk menghentikan dan mengurangi perkembangan keloid, hingga didapatkan hasil yang diinginkan pasien. Dilakukan eksisi total keloid (jahit lapis demi lapis dan tidak tension. Setelah lepas jahitan, dilakuk

Kasus medis Abses Suprapubik di perut bagian bawah

Penjelasan kasus. Pasien wanita usia 51 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Benjolan seperti bisul di perut bagian bawah. Berwarna kemerahan. Berisi nanah, saat ini sudah pecah. Demam dan lemas. Badan pegal-pegal. Sulit menahan buang air kecil. Disentri (feses cair). Pemeriksaan fisik : Keadaan umum : baik. Tekanan darah : 150/70. Nadi : 120 kali/menit. Glasgow Coma Scale (GCS/ tingkat kesadaran) : E4V5M6. Suhu badan : 36°C. K/L : dbn. Thorax : dbn. Ekstremitas : dbn. Abdomen : supel, BU +, NT -, massa regio suptapubik dengan nanah. Pemeriksaan penunjang : Gula darah sewaktu (GDS) : 270. Kimia darah ureum : 70,6. Kimia darah creatinin : 1,5. Kimia darah elektrolit : dbn. Pemeriksaan urine rutin : Protein +. Reduksi ++. Keton +. USG abdomen : Hepatomegali. Cholelithiasis kecil. Detensi VU gambaran retensi urine ec cystitis kronik. Diagnosis medis : Abses Suprapubik. Terapi yang diberikan : Infus Asering 20