Skip to main content

Glioblastoma Multiforme, a malignant brain cancer

Glioblastoma Multiforme is a malignant brain cancer originating from astrocytes and oligodendrocytes. Glioblastoma Multiforme cases most often occur in adults 40-70 years. The cause of Glioblastoma Multiforme is not yet known, but it is thought to have something to do with radiation exposure.


Primary Glioblastoma ➡️
Other name : IDH-WILDTYPE
Average age : 62 years
Disease course : Fast
Location : Supratentorial
Necrosis : Extensive
Surgery + Radiotherapi : 9.9 months
Surgery + Radiotherapy + Chemotherapy : 15 months
Etiopathogenesis :
  • Epidermal Growth Factor Receptor overexpression/amplification. 
  • Loss of heterozygosity of Ch. 10q. 
  • Phospataste and Tensine Homologous Deletions in Ch. 10. 
  • P16 deletion. 
Secondary Glioblastoma ️➡️
Other name : IDH-MUTANT
Average age : 44 years old
Disease course : Slow
Location : Frontal
Necrosis : Limited
Surgery + Radiotherapy : 24 months
Surgery + Radiotherapy + Chemotherapy : 31 months
Etiopathogenesis :
  • Platelet-driven Growth Factor Receptor overexpression. 
  • Loss of heterozygosity of Ch. 10q. 
  • p53 mutation. 
  • Deviation p16/Rb

Symptom.
Symptoms of Glioblastoma Multiforme depend on the size and location of the brain involved :
  • Persistent headache.
  • Double view.
  • Gag.
  • Loss of appetite.
  • Impaired ability to think and learn.
  • New onset seizures.
  • Difficulty speaking that comes on slowly.

Diagnosis.
Diagnosis can be made using Computed Tomography (CT/CAT SCAN) and Magnetic Resonance Imaging (MRI).

General description in the form of :
  • Infiltrative Lesions.
  • Heterogeneous.
  • Ring-enhancing with central necrosis and peritumor edema.
Intraoperative MRI may be performed to assist with biopsy and removal of the tumor.

Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) is used to view the chemical profile of the tumor.

Positron Emission Tomography (PET SCAN) to detect tumor recurrence.

Treatment.
  • The common treatment is surgery, followed by radiation therapy and chemotherapy. Aims to remove the tumor as much as possible without damaging the surrounding tissue.
  • Craniotomy is performed while the patient is awake, so that the operator can map the anatomical location during surgery, deciding which areas are safe for resection.
  • After the craniotomy was completed, it was followed by multiple external beam radiation therapy.
  • The chemotherapy drug temozolomide is combined with radiation therapy (bevacizumad, cisplatin, vincristine, lomustine, carmustine, etoposide and procabazine).

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.