Skip to main content

Meningiomas, the most common brain tumor

Meningiomas are brain tumors of the meninges that line the central nervous system (brain and spinal cord). Intracranial tumors are the most common in adults. Meningiomas are most common at the age of 30-70 years.


There are 3 classifications of meningiomas based on their pathology :

Grade I (benign) ️➡️

  • Meningiothelial.
  • Fibrous (fibroblastic).
  • Transitional (mixed).
  • Psammomatous.
  • Angiomatous.
  • Microcystic.
  • Secretory.
  • Lymphoplasmacyte-rich.
  • Metaplastic.

Grade II (atypical) ️➡️

  • Choroid.
  • Clear lear cells.
  • Atypical.

Grade III (malignant) ️➡️

  • Papillary.
  • Rhabdoid.
  • Anaplastic.

Meningiomas etiology.

The cause of meningiomas is still undecided. Gene mutations associated with meningiomas :

  • NF2 deletion and inactivation on chromosome 22.
  • Other genes (NF1, PTCH, CREBBP, VHL, PTEN and CDKN2A).

Risk factors :

  • Radiation (ionizing radiation).
  • Hormone.
  • Head trauma.
  • Cellphone use.
  • Family history of meningiomas.

Signs and symptoms :

  • Headache.
  • Sleepy.
  • Seizures.
  • Loss of hearing.
  • Tinnitus.
  • Progressive focal neurologic deficit.
  • Muscle weakness.
  • Nauseous vomit.
  • Confusion.
  • Visual disturbances.

Diagnosis.

Diagnosis is difficult because meningiomas are slow growing tumors. Diagnosis is made by :

  • CT/CAT scan.
  • MRI.
  • Positron emission tomography.
  • Magnetic resonance spectroscopy: to examine the chemical profile of the tumor.

Treatment.

Surgical therapy and radiation therapy are commonly used for the treatment of meningiomas.

  • Grade I : Gross total resection is the treatment of choice.
  • Grade II : resection as much as possible. External beam radiation post-surgery can also be performed.
  • Grade III : maximum resection + adjuvant radiation.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.