Skip to main content

Human coronavirus OC43 (HCoV)-OC43 infection

Human Coronavirus OC43 (HCoV) -OC43 is a corona virus that often infects children and causes mild symptoms of upper respiratory tract infections.

There are 6 types of Human Coronavirus :

  1. HCoV-OC43.
  2. HCoV-299E.
  3. HCoV-HKU 1.
  4. HCoV-NL63.
  5. SARS-CoV-2.
  6. MERS-CoV.

Although HCoV-OC43 more frequently infects the upper respiratory tract, there have been several cases of symptoms of serious infection in immunocompromised children.

Case study reports.

  • Children aged 5 years have symptoms of febrile neutropenia and pneumonia. Nasopharyngeal swab sample confirmed HCoV-OC43 infection. The clinical manifestations improve after the leukocyte count increases.
  • An 11-month-old infant with immunodeficiency developed encephalitis due to HCoV-OC43 infection after receiving a cord blood transplant and died 1.5 months thereafter.
  • The 9 month old infant has persistent respiratory infections due to HCoV-OC43 and encephalitis.

Doctor must be aware of the risk of fatal complications caused by HCoV-OC43 infection in immunocompromised children.

Clinical features.

  • Consolidated multifocal GGO on thoracic examination of a patient infected with HCoV-OC43.
  • Pneumonia caused by the SARS-CoV, MERS-CoV or COVID-19 coronavirus subtypes.
  • Multiple micronodular opacities on chest CT-scan of immunocompromised patients with pneumonia due to HCoV-299E infection.

Despite identifying HCoV-OC43 through pharyngeal swab samples, the severity of chest radiographs leading to pulmonary infection should continue to administer antimicrobial agents to the patient. Clinicians must be familiar with the clinical characteristics of HCoV-OC43 infection in order to reduce the duration of antimicrobial therapy.

Although it is more common to cause mild upper respiratory tract infections, HCoV-OC43 infection can cause severe symptoms of lower respiratory tract infection in immunocompromised children.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.