Skip to main content

The role of vitamin C in Covid-19 therapy

Vitamin C in Covid-19 therapy is very important, vitamin C plays a role in maintaining the integrity of the body's immune system. The dosage of vitamin C must be appropriate to achieve effective bioavailability.


In conditions of infection and in critical patients, there is an increase in the need for vitamin C, due to ➡
  • Metabolic Needs.
  • Inflammatory process.
But, on the other hand there is depletion or decreased absorption of vitamin C due to the presence of inflammatory cytokines.

The role of vitamin C in Covid-19 therapy. 
  • Vitamin C has extensive physiological functions in the body and vitamin C is an antioxidant enzymatic co-factor that is important for the potentiation of the immune system. Specifically modulating the immune system in maintaining the integrity of the immune system.
  • Vitamin C regulates hormone production in the body.
  • Vitamin C requires an intermediate sodium vitamin C co-transporter (SVCT) in order to cross the cell membrane.
There are pharmacokinetic differences between oral vitamin C and intravenously.
➡ On the use of oral vitamin C : 200 mg/oral can be absorbed completely, bioavailability is 100%. However at higher doses bioavailability decreases due to saturation of the SVCT transporter protein.

Parental Vitamin C in sepsis patients :
  • Can suppress the immunosuppression pathway so as to prevent organ damage caused by sepsis.
  • Vitamin C parental can act as an antioxidant that increases pulmonary epithelial function and alveolar physiological ability.
Giving vitamin C, 6 grams/day intravenously divided into four doses, each of which is given :
  • 1½ grams for 4 days for pneumonia patients (not Covid-19 patients) does not cause the risk of Acute Kidney Injury.
Effectiveness of high doses of Vitamin C : dose of 50 mg/kg/day given every 6 hours for 96 hours.

From various sources, high doses of vitamin C still exist that provide up to 5 mg/day for sepsis patients and ARDS patients with normal kidney function.

WHO recommends giving vitamin C to patients with Covid-19 to : 
  • 16 grams/day, but care must be taken when using high doses of vitamin C together with nephrotoxic drugs. 
  • The risk of oxalate nephropathy, especially in patients who have experienced renal insufficiency.

Comments

  1. Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
    dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
    WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.