Skip to main content

Transmission, prevention and treatment of Covid-19

Transmission from human to human :
  • Via airway droplets such as coughing and sneezing.
  • Touch personal or handshake.
  • Contact with polluted environment.
  • Touching objects or surfaces exposed to the nCoV-2019 virus, then the hands touch the mouth, nose or eyes before washing hands.
  • Stool contamination.

Infectious aerosols : Droplets can occur when someone laughs, talks, coughs and sneezes.

When sneezing, someone produces 40,000 droplets that will evaporate with a diameter of 0.5-12 um.

When coughing ➡ someone produces 3000 droplets.
When talking for 5 minutes ➡ someone produces 3000.

Cleaning and disinfecting use. 
Coronavirus is sensitive to heat and is effectively activated by lipid solvents, such as :
  • Temperature of 56°C for 30 minutes.
  • Ether.
  • 75% alcohol.
  • Chlorine-disinfectant.
  • Peroxyaceticacid and chloroform.
  • Chlorhexidineis is not effective in inactivating the virus.

  • 75% alcohol use can be used for the skin.
  • Warm up 20 minutes after boiling for cutlery and clothes.
  • Sterilizing tools that require immersion, heated 100°C are used for small appliances.
  • Natural ultraviolet light from sunlight.
  • Air vents to produce clean air.
  • Solution 5‰ potassium permanganate is used to disinfect tableware, vegetables and fruit after soaking for 1 minute, then washed with boiled water.
  • Bleach 1-3% bleach can be used to clean tables, chairs, floors and walls.
Research report on the first 41 patients with Covid-19 infection.
  • Complications arising ARDS (29%) ➡ ICU (85%).
  • 7% shock.
  • Prognosis : treated (17%), discharged (68%), dead (15%).
  • Usage. 
Treatment.
Therapy given :
  • Antibiotics (100%).
  • Antiviral (93%).
  • Corticosteroid use (22% WHO does not recommend).
Covid-19 has not found a cure, the therapy is given only to relieve symptoms not to kill the virus. The nCoV-2019 virus infection can heal itself by the body's immune system. Drugs given during therapy are only symptomatic.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.