Skip to main content

Digital Anal Rectal Examination Guidelines

Digital Anal Rectal Examination includes palpation and visualization of all canals and anal edges (5 cm distal to the anal edge).


Preparation ➡
  • Anamnesis. 
  • Indications and ways of examining Digital Anal Rectal Examination.
  • Providing comfort and privacy to patients.
  • The most frequent position : left leteral.
  • Other positions : lithotomy, prone, right leteral.
Implementation ➡
  • Universal Precaution.
  • Apply the lubricant with or without anesthesia.
  • Hands that do not enter the anus, open the buttocks so that the anus is clearly visible.
  • Lubricate the anal edge, gently pressing the eczema sphicter muscle until relaxation.
  • Insert your index finger until you feel space in the rectum, above the anorectal ring.
Do one of two ways :
Longitudinal Sweeps.
  1. Starting from the proximal rectum, gently pull your finger into the external sphincter.
  2. At the anorectal junction, rotate the finger 30° counterclockwise and palpate the anorectal and distal rectum rings.
  3. Repeat in the right lateral position, feeling circumferentially for palpating the anorectal ring and distal rectum.
  4. Palpate the prostate anterolateral sulcus and anterior anal canal.
Circumferential Sweeps.
  1. Apply gentle pressure to the lateral wall of the rectum.
  2. Gently pull your finger to the sphincter area that holds the finger (anal canal).
  3. Touch circumferentially around the anal canal and press smoothly on the lateral wall.
  4. Gently pull the finger and feel the circumference of the anal canal.
Assessment ➡
Inspection :
  • Hemorrhoids.
  • Skin tag.
  • Recluse prolapse.
  • Fissura. 
  • Warts.
  • Scar.
  • Pruritus ani.
Palpation :
  • Internal anal sphincter tone.
  • Prostate examination (tenderness, consistency, size).
  • Examination of female organs (retroverted uterus, cervix, Douglas pouch).
Pelvic Floor dysfunction tests :
  • Ask the patient to push to remove the examiner's finger.
  • Normal anal sphincter and puborectal relaxation and perineum decrease by 1-3.5 cm.
Note : check for blood, mucus or pus and faecal color.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.