Skip to main content

COVID-19 sudah dinyatakan pandemi. Apa perbedaan wabah, epidemi dan pandemi?

Wabah : pada suatu wilayah secara tiba-tiba banyak orang yang terjangkit suatu penyakit. 


Epidemi : pada suatu wilayah secara tiba-tiba banyak orang yang terjangkit suatu penyakit dan penyebarannya sangat cepat. 

Pandemi : penyebaran suatu penyakit sudah mencakup wilayah global. 

Siapa yang berhak menyatakan suatu penyakit memiliki status pandemi atau endemi? 
WHO. Artinya WHO memiliki kriteria tertentu hingga suatu penyakit dinyatakan sebagai pandemi atau endemi. 

Apa yang harus dilakukan sebagai warga dunia menyikapi penyebaran penyakit COVID-19 yang sudah dinyatakan pandemi? 
Sebagai warga negara, wajib menunggu kebijakan pemerintah terkait masalah tersebut berdasarkan data dan penilaian dari banyak ahli yang berwenang. 

Meskipun WHO telah menyatakan COVID-19 berstatus pandemi, tetapi pemerintah Indonesia hingga saat ini belum mengeluarkan kebijakan resmi terkait hal tersebut. Maka upaya preventif dapat dimulai dari diri sendiri, dengan cara :
  • Menjaga kesehatan. 
  • Minum suplemen. 
  • Hindari tempat umum jika tidak perlu.
  • Hindari berpergian ke negara yang memiliki angka kasus infeksi COVID-19 tinggi. 
  • Jaga kebersihan diri. 
  • Bila sakit gunakan masker atau berdiam diri di rumah untuk melindungi orang lain agar tidak tertular. 

Hindari potensi kepanikan yang berujung kesulitan pada masyarakat umum, seperti panic buying dan paranoia. Obat dari kepanikan adalah ilmu. Bekali diri dengan informasi dari sumber yang benar dan terpercaya. Biasakan membaca data sebelum berasumsi. 

Saat ini para tenaga medis berada di lini depan untuk menjadi agen informasi. Memberantas hoax dan memberikan info yang jelas perihal COVID-19. Hubungi tenaga medis jika ada hal yang perlu ditanyakan. 

Tahun 2009, dunia pernah mengalami pandemi Swine Flu. Tahun 2020, dunia menghadapi pandemi COVID-19. Namun saat ini arus informasi lebih deras dan liar, jadi mari budayakan mencerna berita dari sumber yang valid.


Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...