Skip to main content

Risk of disease transmission through kissing

Kissing is one form of expression of affection that is often done. However, transmission of Stomatitis can occur due to kissing.


Stomatitis indications in the form of oral cavity ulceration, include :
  • Immune system deficiency.
  • Cancer.
  • Infection.
  • Indigestion.
  • Blood disorders.
  • Side effects after taking certain drugs.
There are two conditions that are often found, namely :
  1. Recurrent Aftose Stomatitis : immunological.
  2. Herpetic stomatitis : occurs due to herpes simplex virus infection.
Recurrent Aftose Stomatitis.
Clinical symptoms :
  • Oval or round ulcerations.
  • Shallow.
  • Clear outline.
  • Reddish colored.
Ulceration is generally located in the non-keratinous part of the mouth, such as :
  • Labial mucosa.
  • Buccal mucosa.
  • Ventral tongue.
Recurrent Aftosa Stomatitis will cause burning pain when there is movement in the ulcer area and it is difficult to chew food.

Recurrent Aftose Stomatitis has 3 clinical types, namely :
Recurrent Minor Aftosa Stomatitis ➡ the most common type.
Has the characteristics :
  • Round or oval.
  • Measuring 5-7 mm with an erythema border.
  • Basically yellowish.
  • Not in.
  • Usually there are 1-5 ulcers.
  • Can recover by itself after 3-7 days.
Recurrent Major Aftosa Stomatitis ➡ rarely found and larger ulcer sizes.
Has the characteristics :
  • Ulcer size > 1 cm.
  • Resembles a malignant ulcer.
  • Hold for several months.
  • Usually attacks the tongue and gingiva.
  • Healing takes about 4-5 weeks.
  • Leave scars after recovering.
Recurrent Herpetiform Aftosa Stomatitis ➡ very small and large in number.
Has the characteristics:
  • Ulcer size 1-2 mm.
  • Appears in the tens to hundreds.
  • If treated immediately can recover after 7-14 days.
Infectious stomatitis.
Oral ulceration arises due to immune system disorders or drug side effects. Not contagious because it is not an infection condition.

Viral infections ➡ When the virus enters the body, the virus will continue to be in the body.
When the disease is controlled :
  • The virus is latent / dormant.
  • The virus can be active again.
  • Can cause symptoms or not.
In the case of Herpetika Stomatitis, the herpes simplex virus can be reactivated due to several factors, including :
  • Exposure to sunlight.
  • Stress.
  • Disease.
  • Radiation.
  • Menstruation.
  • Immunosuppression conditions.
Active Herpetika stomatitis causes the patient's saliva to contain an active herpes simplex virus that can be transmitted.

Diagnosis.
Laboratory tests of IgG and IgM for Herpes Simplex Virus-1 (HSV-1) and Herpes Simplex Virus-2 (HSV-2) can determine which types of viruses are infecting, as well as the nature of acute (positive IgM) or chronic (positive IgG).

Other disease conditions that have the potential to be spread by kissing :
  • Cytomegalovirus (CMV) infection.
  • Human papilloma virus (HPV) infection.
  • Syphilis.
  • Influenza.
  • Upper respiratory tract infection.
In poor oral health conditions, such as caries, gingivitis, periodontitis, bacterial transmission can occur during kissing, but does not directly cause infection.

To prevent transmission of the disease while kissing, it is recommended :
  • Make sure you do not have active oral cavity lesions or active respiratory disease.
  • Keep the oral cavity clean.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.