Skip to main content

Laboratory tests, specimens and diagnoses of suspected cases of COVID-19

Corona virus.
Ordo : nidovirales.
Family : coronaviridae.
Genus :
  • Alpha corona virus.
  • Beta corona virus.
  • Delta corona virus.
  • Gamma corona virus.
Group : Group IV ((+) ssRNA).


Human coronaviruses (which cause out breaks).
  • MERS-Cov : beta coronavirus causes Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
  • SARS-Cov : beta coronavirus that causes Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
  • 2019 Coronavirus Novel (COVID-19).
Specimens for diagnosis.
Specimen types and priorities for improving detection :
  • Taking 3 types of specimens from the upper respiratory tract, lower respiratory tract and serum.
  • Taking other specimens, such as urine and feces for further examination in the laboratory.
  • Specimens must be taken as soon as the patient falls under the Patients Under Investigation criteria regardless of the symptom onset.
  • Pay attention to infection prevention and control when taking specimens.
Nasopharyngeal Swab and Oropharyngeal Swab.
Nasopharyngeal Swab ➡
  • Insert the swab into the nostrils parallel to the palate.
  • Allow a few moments for NP secretions to seep into the swab.
  • Immediately insert the swab into the tube containing the VTM.
  • Perform NP swabs from both nostrils.
Oropharyngeal Swab ➡
  • Swab in the back of the pharynx, not touching the tongue.
  • Immediately insert the swab into the tube containing the VTM.
Patient criteria under investigation (Patients Under Investigation) for COVID-19 infections.
Clinical symptoms : 
  • Fever and symptoms of lower respiratory tract infections (coughing and shortness of breath).
Epidemiological risks :
  • A history of travel to Wuhan, China within 14 days before the appearance of clinical symptoms.
  • Within 14 days before symptoms appear there is a history of contact with a sick person who is under surveillance of COVID-19 infection.
  • Within 14 days before symptoms appeared there was a history of contact with patients who were proven to suffer from COVID-19 infection.


Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.