Skip to main content

Kasus medis total plasma exchange pada pankreatitis akibat Hipertrigliseridemia

Seorang pria usia 52 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan sesak nafas.

Riwayat medis : Hipertensi dan diabetes yang baru terdiagnosis. 

Pemeriksaan kardiopulmoner : pasien memiliki kadar lipase yang tinggi 4.900 unit/L. 

Pemeriksaan lanjutan :
  • Riwayat penyalahgunaan alkohol yang berat, 56 gram dan 84 gram alkohol setiap hari selama 8 tahun dengan riwayat minum terakhir < 24 jam. 
CT scan abdomen menunjukkan :
  • Edema pankreas tanpa nekrosis.
  • Kolelitiasis.
  • Koledokolitiasis atau penebalan kantung empedu.
Kondisi klinis. 
  • Kondisi klinis pasien menurun menjadi anuria dan membutuhkan intubasi karena sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) dan ensefalopati uremik.
  • Tidak ada riwayat hiperlipidemia pribadi atau familial.
Pada pemeriksaan laboratorium rawat inap menunjukkan :
  • Hipertrigliseridemia 1181 mg/dL.
  • Hipokalsemia terionisasi 0,71 mmol/L.
  • Peningkatan lipase 1016 unit/ L. Fenofibrat diberikan karena pasien terintubasi.
Tinjauan data klinis :
  • Beberapa penelitian menunjukkan manfaat plasmaperesis dini dalam skenario kasus klinis seperti ini. 
Tata laksana. 
  • Diberikan rehidrasi larutan ringer laktat secara agresif.
  • Pemeriksaan lain ke arah pankreatitis dilakukan.
  • Kateter vena sentral dipasang dan TPE dimulai dalam 24 jam perawatan.
  • Setelah TPE pertama : Trigliserida (TG) pasien turun lebih dari 40% menjadi 510 mg/ dL. 
  • Setelah sesi kedua : Trigliserida (TG) turun menjadi 454 mg/ dL. 
  • Apheresis dilakukan selama satu hari, di mana Trigliserida (TG) meningkat menjadi 524 mg/ dL, pada saat itu apheresis dimulai lagi. 
  • Diputuskan ambang batas untuk apheresis jika Trigliserida (TG) lebih dari 500 mg / dL, tetapi apheresis lebih lanjut tidak diperlukan. 
  • Pasien diberikan fibrat dan trigliserida harian, lalu diperiksa secara teratur.
  • ARDS pasien dan ensefalopati uremik membaik dan pemulihan berjalan lancar dari status disfungsi multiorgannya.
  • Pasien diperbolehkan pulang dan dirujuk ke pusat rehabilitasi subakut dengan kadar TG 339 mg/dL.


Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.