Skip to main content

Penularan antar manusia telah dipastikan. Waspada Pneumonia Wuhan 2019-Novel Coronavirus (2019-nCoV)

Kemunculan wabah Pneumonia Wuhan telah memasuki babak baru. Sebelumnya pihak otoritas kesehatan China menyatakan belum ada kecurigaan penyebaran antar manusia, namun kini telah dipastikan bahwa :
“Pneumonia Wuhan atau 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) dapat ditularkan antar manusia”


2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) adalah jenis virus baru dari family coronavirus yang menyebabkan penyakit Pneumonia derajat berat dan dapat menular dari manusia ke manusia. 

Perkembangan kasus ini terus dipantau oleh organisasi kesehatan China maupun dunia. Pada tanggal 20 Januari 2020, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengeluarkan pernyataan terbaru mengenai Pneumonia 2019-nCoV. 

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah melakukan beberapa hal :
  • Memantau perkembangan penyakit Pneumonia 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). 
  • Meningkatkan kewaspadaan.
  • Travel notice.
  • Menyusun struktur penanganan kasus Pneumonia Wuhan atau Pneumonia 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). 
Gejala infeksi Pneumonia 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) :
  • Demam.
  • Batuk.
  • Lemas. 
  • Flu. 
  • Kesulitan bernafas dengan onset dalam 2 minggu setelah meninggalkan kota Wuhan.
  • Tampak infiltrat bilateral paru. 
  • Riwayat berpergian ke Wuhan sejak tanggal 1 Desember 2019 dan setelahnya. 
World Health Organization (WHO) kini sedang berunding untuk menentukan apakah Pneumonia 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) perlu dikategorikan sebagai kegawatdaruratan kesehatan masyarakat internasional (International Public Health Emergency) atau tidak.

Tindakan waspada dan pencegahan yang dapat dilakukan :
  • Jaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan sebelum memegang hidung, mulut dan mata. 
  • Cuci tangan dengan air dan sabun selama minimal 20 detik. 
  • Cuci tangan setelah keluar dari toilet.
  • Gunakan alkohol 70%-80% handrub jika tidak ada air. 
  • Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk. 
  • Gunakan masker jika menderita sakit infeksi saluran pernafasan. 
  • Jika sedang sakit kurangi aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain untuk mencegah penularan. 
Kondisi saat ini. 
Hingga tanggal 21 Januari 2020, menurut data terbaru dari China’s National Health Commission telah ditemukan 291 kasus positif Pneumonia Wuhan. Jumlah tersebut tersebar di kota :
  • Wuhan : 270 kasus.
  • Beijing : 5 kasus.
  • Guangdong : 14 kasus. 
  • Shanghai : 2 kasus.
Pola penyebaran penyakit ini dapat menyerang segala kelompok usia, telah ditemukan kasus pada remaja usia 15 tahun hingga populasi geriatri. Selain menyebar di China, penyakit ini sudah ditemukan di beberapa negara, antara lain :
  • Thailand : 2 kasus. 
  • Jepang : 1 kasus.
  • Korea Selatan : 1 kasus.
  • Taiwan : 1 kasus. 
  • Amerika (Washington) : 1 kasus. 
Semua pasien yang terkonfirmasi memiliki hal yang serupa, yaitu riwayat sebelumnya berpergian ke kota Wuhan, China.

Peringatan untuk tenaga kesehatan. Sebanyak 15 tenaga kesehatan telah dinyatakan positif terinfeksi Pneumonia 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) dan satu di antaranya dalam kondisi kritis. Tenaga kesehatan merupakan orang yang berisiko tertular karena berhadapan langsung dengan pasien. 
  • Sebagai lini pertama di layanan kesehatan, tenaga kesehatan harus lebih waspada.
  • Selalu gunakan alat perlindungan diri ketika menangani pasien (dalam kasus ini disarankan gunakan masker N95).
  • Selalu jaga kesehatan diri sendiri.
  • Istirahat cukup.
  • Olahraga cukup.
  • Makan makanan yang bergizi agar daya tahan tubuh kuat. 
Kondisi terkini di Indonesia. 
Hingga saat ini, Indonesia masih dinyatakan aman dari sebaran virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Upaya pencegahan telah dilakukan oleh pemerintah melalui :
  • Deteksi panas (thermal scanner) di berbagai titik masuk Indonesia (airport/pelabuhan).
  • Surveilans syndrome.
  • Pemeriksaan karantina kesehatan.
Kementerian Kesehatan Indonesia telah mengeluarkan surat edaran untuk mewaspadai munculnya kasus Pneumonia 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) ke :
  • Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
  • Rumah sakit rujukan.
  • Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
  • Balai Teknik Kesehatan Lingungan (BTKL). 
Pasien dengan kecurigaan Pneumonia Wuhan perlu dilakukan isolasi untuk mencegah penularan. Jika menemukan kasus dengan kecurigaan Pneumonia Wuhan, dihimbau untuk segera melapor ke Dinas Kesehatan setempat agar ditindaklanjuti. 


Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.