Skip to main content

Manifestasi klinis dan tata laksana bayi dengan ekstrofi kandung kemih

Ekstrofi kandung kemih adalah kelainan kongenital kompleks yang meliputi :
  • Sistem muskuloskeletal dan urin.
  • Reproduksi.
  • Saluran pencernaan. 

Kondisi ini merupakan satu dari 3 gangguan yang termasuk dalam kompleks ekstrofi epispadia.

Diagnosa. 
Ultrasonografi prenatal pada beberapa kasus dapat dikonfirmasi menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI).

Tata laksana. 
Jika diagnosis pre natal belum dibuat, maka diagnosis harus ditentukan saat persalinan :
  • Analisis ukuran kandung kemih asli.
  • Pasien dengan bladder plate kecil mungkin mengalami penundaan rekonstruksi.
  • Posisi testis harus diperhatikan untuk menyingkirkan kemungkinan kriptorkismus.
  • Jika terdapat hernia inguinalis dapat diperbaiki sekaligus pada saat operasi penutupan kandung kemih.
  • Posisi anus harus diperhatikan.
  • Derajat diastasis simfisis pubis dan kelenturan pelvis harus diperiksa untuk memastikan tindakan osteotomi pelvis.
Perawatan pre natal :
  • Edukasi dan konseling pada orang tua setelah ditentukan diagnosis pre natal.
  • Banyak pelayanan medis tersier, salah satu opsi untuk perencanaan bedah awal adalah induksi persalinan vagina yang dijadwalkan di akhir kehamilan dengan koordinasi ahli urologi pediatri di tempat tersebut.
Setelah persalinan, batasi trauma pada mukosa kandung kemih yang terbuka dengan cara :
  • Setelah tindakan rutin penjepitan tali pusat dengan clamp saat persalinan, clamp tersebut dililit dengan kain lembut untuk tali pusat atau ligasi dengan benang silk.
  • Kandung kemih ditutup dengan lapisan plastik yang tidak melekat atau pembalut rekat yang transparan.
  • Kandung kemih dapat diirigasi secara intermiten dengan cairan saline steril saat penggantian popok (tindakan ini tidak diharuskan). 
  • Kandung kemih dapat terendam dalam air saat mandi di dalam bak mandi. Bersihkan kandung kemih dan uretra yang terbuka dengan sabun lembut dan air, kemudian bilas dengan air. Terutama untuk bayi yang belum dapat menjalani operasi perbaikan secepatnya.
  • Antibiotik spektrum luas umumnya tidak dibutuhkan sebelum operasi rekonstruksi awal.
Evaluasi paska operasi. 
  • Kemungkinan gangguan ginjal harus disingkirkan dengan melakukan pemeriksaan profil darah lengkap bayi dan teknik pencitraan.
  • Ultrasonografi ginjal.
  • Foto polos abdomen.
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI) pelvis.

Comments

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...