Skip to main content

Kasus medis Hipernatremia berat akibat Psikogenik Adipsia

Hipernatremia adalah kondisi tidak normal elektrolit yang sering terjadi pada departemen emergensi. Tingkat mortalitas mencapai 40%-60% tergantung tingkat ketidaknormalan elektrolit. Mekanisme yang berpengaruh pada gangguan ini, antara lain :
  • Destruksi. 
  • Gangguan fungsi osmoreseptor dari hipotalamus yang mengontrol mekanisme rasa haus. 


Gangguan dapat disebabkan oleh malformasi kongenital atau acquired pada kasus :
  • Stroke. 
  • Trauma. 
  • Infeksi. 
Berikut ini merupakan kasus Hipernatremia dengan kadar Na = 181 mEq/L tanpa disertai manifestasi neurologis. 
  • Pria usia 56 tahun mengalami gangguan perkembangan kognitif dan ansietas, datang atas rujukan dengan indikasi Hipernatremia dan penolakan minum air. (Tidak ada keluhan tambahan). 
Riwayat pengobatan : 
  • Famotidine 40 mg. 
  • Docusate 100 mg. 
  • Multivitamin. 
Pemeriksaaan fisik :
  • Pasien cachexia disertai mukosa oral kering. 
  • Tekanan darah : 99/77 mmHg. 
  • Suhu : afebris. 
Pemeriksaan penunjang elektrolit :
  • Konsentrasi sodium (Na+) = 181 mEq/L.
  • Konsentrasi pottasium (K+) = 4,6 mEq/L.
  • Serum Osmolalditas = 359 mOsm/kg.
  • Kadar (Na+) urine = < 20 mEq/L.
  • Kadar Klorida/Cl-urine = < 20 mEq/L.
  • Osmolalitas urine = 1080 mEq/L.
Tata laksana. 
  • Rehidrasi dengan D5 ½ Normal Saline (koreksi < 6-8 mEq/L/hari). 
  • CT Scan tanpa kontras ➡ mikrovaskular iskemik tanpa disertai infark, perdarahan atau hidrosefalus. 
Follow Up. 
  • Pasien kemudian diketahui mengalami stress berat disebabkan karena baru saja putus relationship. 
  • Terapi ditambahkan Mirtazapine 1 × 7,5 mg dan Clonazepam 2 × 0,25 mg. 
  • Setelah itu pasien tampak kembali nafsu makan dan minum ➡ Pasien dipulangkan dengan kadar Natrium batas normal. 
Diskusi. 
  • Kasus ini mendeskripsikan pasien dengan Hipernatremia karena tidak memiliki rasa haus dan tanpa disertai kelainan neurologis. 
  • Respon emosional intens dapat memberikan efek pada mekanisme haus. Haus adalah mekanisme proteksi tubuh melawan Hipernatremia. 
  • Pada gambaran MRI, gyrus anterior cingulate adalah pusat untuk kesadaran akan rasa haus. Area yang sama ini juga berhubungan dengan beberapa gangguan psikiatri seperti, Skizofrenia, Depresi dan Autisme. 
  • Pasien dengan kadar Na > 150 mEq/L yang sadar, namun tidak haus dapat dicurigai memiliki lesi hipotalamus yang berhubungan dengan pusat rasa haus. Selain itu Kronik Hipernatremia dapat tidak menyebabkan sekuele neurologis.
  • Penyakit psikiatri memberi efek terhadap osmoreseptor dari hipotalamus sangat jarang terjadi, tetapi riwayat psikiatri sangat penting untuk mencegah rekurensi dan mengidentifikasi Psikogenik Adipsia. 
Kesimpulan. 
Psikogenik Adipsia merupakan kasus yang jarang terjadi, menyebabkan Hipernatremia berat. Kasus ini menunjukkan bahwa riwayat psikiatri pada pasien penting untuk ditelusuri, terutama pada pasien yang mengalami Hipernatremia Kronik atau sering terjadi rekuren.

Comments

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.