Rabies (penyakit anjing gila) adalah infeksi virus akut yang menyerang sistem saraf pusat. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies (VR). Rabies awalnya merupakan penyakit zoonosis yang menginfeksi hewan liar dan hewan peliharaan (seluruh mamalia rentan terserang infeksi virus rabies).
Hewan yang dapat menularkan virus rabies ke manusia, antara lain :
- Anjing.
- Kera.
- Musang.
- Kucing.
Penularan dari hewan ke hewan dan hewan ke manusia dapat terjadi melalui kontak dengan saliva hewan yang terinfeksi, seperti :
- Melalui gigitan.
- Melalui cakaran.
- Melalui jilatan hewan pada kulit yang luka dan membran mukosa.
Sebagian besar kasus rabies yang menular ke manusia disebabkan oleh gigitan anjing. Infeksi yang telah menimbulkan gejala dan tanda klinis dapat berakibat fatal dan mematikan. Angka kasus kematian akibat infeksi rabies mencapai hampir 100%. Oleh sebab itu infeksi rabies menjadi masalah kesehatan dunia.
Penyakit rabies endemik di semua benua, kecuali benua Antartika. Ditemukan 95% kasus infeksi rabies di benua Asia dan Afrika, sebesar 40% kasus menyerang anak usia < 15 tahun. Terhitung sekitar 55.000 korban infeksi rabies meninggal setiap tahun.
Jumlah kasus rabies per tahun di benua Asia :
- India 20.000 kasus.
- China 2.500 kasus.
- Filipina 20.000 kasus.
- Vietnam 9.000 kasus.
- Indonesia 168 kasus.
Strategi mencegah penyakit rabies.
- Penyakit rabies tidak memiliki terapi yang efektif, namun dapat dicegah dengan vaksin.
- Program eliminasi rabies penting dilakukan melalui kampanye vaksin anti rabies (VAR).
- Profilaksis vaksin rabies dapat diberikan sebelum seseorang mengalami cedera maupun setelah mengalami cedera akibat hewan penular rabies.
- Selain vaksin, pemberian imunoglobulin anti rabies berupa serum anti rabies, direkomendasikan juga untuk diberikan sebagai post-exposure prophylaxis (PEP) rabies.
Comments
Post a Comment