Skip to main content

Dosis dan cara pemberian serum anti bisa ular

Polivalen merupakan satu-satunya serum anti bisa ular yang dimiliki oleh Indonesia. Serum anti bisa ular polivalen dibuat dari plasma kuda yang dapat memberikan kekebalan terhadap bisa ular yang bersifat neurotoksik. Untuk spesies lainnya belum ada antivenom yang tersedia hingga saat ini. 


Indikasi pemberian serum anti bisa ular :
  • Ditemukan salah satu gejala keracunan sistemik. 
  • Bengkak lebih dari setengah dari ekstremitas yang tergigit dalam 48 jam setelah gigitan. 
  • Penyebaran bengkak yang cepat dalam beberapa jam ke area pergelangan kaki, tangan dan mata kaki jika digigit di tangan.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di area aliran limfa yang tergigit.

Serum anti bisa ular polivalen untuk gigitan ular jenis :
  • naja sputatrix (ular sendok Jawa/Javan spitting cobra) Venom dari ular ini bersifat neurotoksik. 
  • bungarus fasciatus (ular welang/banded krait) Venom dari ular ini bersifat neurotoksik.
  • agkistrodon rhodostoma (calloselasma rhodostoma/ ular tanah/ malayan pit viper) Venom dari ular ini bersifat hemotoksik. 

Dosis dan cara pemberian serum anti bisa ular polivalen. 
  • Dosis pertama : 2 × 5 mL diencerkan dengan NS diberikan secara IV dalam 30 menit. 
  • Dosis dapat diulang 1-2 jam jika gejala sistemik berlanjut. 

Perlu diperhatikan : reaksi anafilaksis terhadap serum anti bisa ular dapat terjadi, sehingga diperlukan test alergi sebelum pemberian dan pemantauan setelah pemberian serum anti bisa ular.





Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.