Prinsip dasar pertolongan pertama gigitan ular berbisa hampir sama dengan kasus trauma lainnya. Dimulai dengan evaluasi airway, control vervical, breathing, circulation, disability dan exposure (ABCDE). Selanjutnya perhatikan tanda dan gejala khas dari gigitan ular untuk mengidentifikasi spesiesnya.
Jangan mengikat arteri, karena dapat menyebabkan iskemi jaringan hingga gangren.
Anamnesis pasien :
- Bagian tubuh mana yang tergigit ular?
- Kapan waktu kejadian tergigit ular?
- Apa yang dilakukan setelah kejadian tersebut?
- Seperti apa ciri ularnya untuk mengetahui spesiesnya?
- Apa yang dirasakan pasien saat ini?
Pemeriksaan fisik.
Mencari tanda-tanda klinis :
Sindroma 1 :
- Semua spesies viperidae.
- Keracunan lokal (bengkak) disertai perdarahan/ gangguan pembekuan darah.
Sindroma 2 :
- Spesies russells's viper.
- Keracunan lokal (bengkak).
- Perdarahan/ gangguan pembekuan darah.
- Shock.
- Gagal ginjal akutakut dengan edema konjungtiva.
- Kemosis dan insufisiensi pituitari akut.
Sindroma 3 :
- Spesies kobra/ king kobra.
- Keracunan lokal (bengkak) disertai paralisis.
Sindroma 4 :
- Paralisis dengan minimal/ tidak ada keracunan lokal.
- Tergigit di darat saat tidur ➡ spesies krait.
- Tergigit di laut atau air ➡ spesies ular laut.
- Tergigit di Maluku/ Papua Barat dengan atau tanpa perdarahan atau gangguan pembekuan darah ➡ spesies australasian elapid.
Sindroma 5 :
- Paralisis dengan urin coklat dan gagal ginjal akut.
- Tergigit di darat dengan perdarahan/ gangguan pembekuan darah ➡ spesies russell's viper.
- Tergigit di darat saat tidur ➡ spesies krait.
- Tergigit di laut/ air ➡ spesies ular laut.
Gejala lokal.
- Bekas gigitan taring.
- Nyeri lokal.
- Perdarahan lokal.
- Memar.
- Bengkak.
- Blistering.
- Limfangitis (pembesaran kelenjar getah bening).
- Nekrosis.
Gejala sistemik.
- Umum : ansietas, mual, muntah, malaise, nyeri perut, lemah, mengantuk.
- Kardiovaskular : kehilangan kesadaran, shock, hipotensi, aritmia, pusing.
- Capillary Leak Syndrome (family russell's viper) : kemosis, wajah bengkak, pembengkakan parotis, efusi pleura dan perikardial, edema pulmoner, albuminuria massif, hemokonsentrasi.
- Perdarahan dan gangguan pembekuan (family viperidae) : epistaksis, perdarahan gusi, perdarahan intrakranial, hemoptysis, melena, hematuria, perdarahan per vaginam, ekimosis, ptekie.
- Neurologis (family elapidae, viperidae) : mengantuk, parastesia, gangguan indera pengecap, ptosis, ophtalmoplegia, paralisis, aphonia, regurgitasi dari hidung, disfagia.
- Otot rangka (family ular laut, krait, russell's viper) : nyeri umum, nyeri otot, kaku, trismus, myoglobinuria, hyperkalemia, henti jantung, gagal ginjal akut.
- Ginjal (family viperidae, ular laut) : hematuria, nyeri punggung bawah, myoglobinuria, oliguria/anuria, uremia, gejala gagal ginjal.
Pemeriksaan laboratorium.
Lakukan 20 minutes whole blood clotting test :
- Gunakan tabung reaksi/ botol/ spuit yang bersih dan kering.
- Tambahkan 2 ml darah pasien.
- Jika hasil positif (non-clotting) mengindikasikan konsumsi koagulopati yang parah dan dibutuhkan pemberian anti venom segera.
Pemeriksaan lain :
- International Normalized Ratio (INR).
- Prothrombin time (PT).
- Activated Partial Thromboplastin time (aPTT).
- Pemeriksaan darah lengkap.
- Fungsi ginjal.
- Fungsi liver.
- Urinalisis.
Jika terdapat indikasi, maka dapat dilakukan pemeriksaan sesuai gejala klinis yang dicurigai, seperti :
- EKG.
- USG.
- CT Scan.
- MRI
Comments
Post a Comment