Skip to main content

Osteoporosis

Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.


Tulang terbentuk dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Untuk mempertahankan kepadatan tulang, tubuh memerlukan kalsium dan mineral lainnya yang mencukupi dan harus menghasilkan hormon dalam jumlah yang cukup. Hormon tersebut antara lain :
  • Hormon paratiroid.
  • Hormon pertumbuhan.
  • Kalsitonin.
  • Estrogen pada wanita.
  • Testosteron pada pria. 
Proses terjadinya osteoporosis :
  • Persediaan vitamin D yang adekuat diperlukan untuk menyerap kalsium dari makanan dan memasukkan ke dalam tulang. 
  • Secara progresif, tulang meningkatkan kepadatannya sampai tercapai kepadatan maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah itu kepadatan tulang akan berkurang secara perlahan. 
  • Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat rapuh. sehingga terjadilah osteoporosis.
Penyebab. 
Osteoporosis postmenopausal : 
  • Terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita) yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
  • Gejala timbul pada wanita usia antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.
  • Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis :
  • Akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru.
  • Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini terjadi pada usia > 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. 
  • Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Osteoporosis sekunder :
  • Dialami < 5% penderita osteoporosis yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.
  • Penyakit ini disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal terutama (tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan).
  • Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
Osteoporosis juvenil idiopatik :
  • Jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui.
  • Hal ini terjadi pada anak-anak dan usia muda dewasa yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Gejala. 
  • Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis).
  • Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala dan berapa penderita tidak merasakan gejala.
  • Kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur.
  • Timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
  • Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cidera ringan.
  • Nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan.
  • Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan.
  • Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk lengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
  • Tulang lainnya bisa patah oleh tekanan ringan atau karena jatuh.
  • Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul.
  • Hal yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan yang disebut fraktur Colles.
  • Pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.
Diagnosa. 
  • Mengetahui gejala.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Rontgen tulang.
  • Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang.
  • Pemeriksaan DXA (dual-energy x-ray absorptiometry) : untuk wanita yang memiliki risiko tinggi menderita osteoporosis, penderita yang diagnosisnya belum pasti, penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.
Pengobatan. 
Obat-obatan antiresorbsi antara lain :
  • Bisphosphonate (Alendronat, Risedronate, Ibandronate, Zoledronic).
  • Selektif reseptor estrogen seperti (Raloxifene, Calcitonin, Denosumab dan obat anabolik Teriparatide.

  • Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Penderita osteoporosis harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. 
  • Wanita pasca menopause yang menderita osteoporosis perlu mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat yang dapat memperlambat atau menghentikan penyakitnya.
Bifosfonat digunakan untuk mengobati osteoporosis.
  • Alendronat : untuk mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause.
  • Meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul.
  • Mengurangi angka kejadian patah tulang.
  • Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum. 
  • Alendronat dapat mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya.
  • Obat Alendronat tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.
  • Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri.
  • Obat Alendronat diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung.
  • Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
  • Pria yang menderita osteoporosis mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah dapat diberikan testosteron.
  • Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan.
  • Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan.
  • Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.
Pencegahan. 
Pencegahan osteoporosis, antara lain :
  • Mempertahankan dan meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup.
  • Melakukan olah raga dengan beban.
  • Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).
  • Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (usia 30 tahun).
  • Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari dapat meningkatkan kepadatan tulang pada usia setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium.
  • Sebaiknya semua wanita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang dianjurkan adalah 1,5 gram kalsium.
  • Olahraga berjalan dan menaiki tangga dapat meningkatkan kepadatan tulang. Olahraga renang tidak meningkatkan kepadatan tulang. 
  • Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron.
  • Terapi Sulih Estrogen : paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause. Jika dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih dapat memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang.
  • Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru dan kurang efektif dibandingkan estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim.
  • Bisfosfonat (alendronat) dapat digunakan sendiri atau bersamaan dengan Terapi Sulih Hormon.




Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.