Skip to main content

Neuroblastoma

Neuroblastoma adalah kanker sistem saraf yang sering menyerang anak-kanak. Neuroblastoma dapat tumbuh di berbagai bagian tubuh. 


Neuroblastoma berasal dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis (bagian sistem saraf yang mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon tertentu).

Neuroblastoma umumnya berasal dari jaringan kelenjar adrenal di perut. Kemudian menyebar ke bagian tubuh lain, seperti :
  • Kelenjar getah bening.
  • Hati.
  • Tulang.
  • Sumsum tulang.

  • Sebanyak 75% kasus Neuroblastoma menyerang anak usia < 5 tahun.
  • Neuroblastoma terjadi pada 1 diantara 100,000 orang dan lebih sering menyerang anak laki-laki.
Penyebab. 
Penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Kemungkinan berhubungan dengan kelainan genetik tertentu.

Gejala. 
  • Gejalanya tergantung pada asal tumor dan luas penyebarannya.
  • Perut membesar.
  • Perut terasa penuh.
  • Nyeri perut.
  • Kanker yang telah menyebar ke tulang akan menyebabkan nyeri tulang.
  • Berkurangnya jumlah sel darah merah sehingga terjadi anemia. 
  • Berkurangnya jumlah trombosit sehingga mudah mengalami memar.
  • Berkurangnya jumlah sel darah putih sehingga rentan terhadap infeksi.
  • Kanker yang telah menyebar ke kulit menyebabkan tumbuhnya benjolan-benjolan di kulit. 
  • Kanker yang telah menyebar ke paru-paru menyebabkan gangguan pernafasan.
  • Kanker yang telah menyebar ke korda spinalis menyebabkan kelemahan pada lengan dan tungkai.
  • Debanyak 90% kasus Neuroblastoma menghasilkan hormon (misalnya epinefrin : yang dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan terjadinya kecemasan).
  • Kulit pucat.
  • Sekeliling mata tampak lingkaran hitam.
  • Kelelahan menahun.
  • Kelelahan berlebihan berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
  • Diare.
  • Malaise. 
  • Keringat berlebihan.
  • Gerakan mata yang tidak terkendali.
  • Anak sering menangis. 
Diagnosa. 
  • Pemeriksaan perut : jika kanker tumbuh cukup besar. 
  • Jika tumor telah menyebar ke hati, organ hati teraba membesar.
  • Tumor di kelenjar adrenal menyebabkan tekanan darah tinggi dan denyut jantung cepat.

Pemeriksaan yang dilakukan :
  • USG perut dan dada.
  • CT scan.
  • MRI dada dan perut.
  • Pemeriksaan air kemih : untuk melihat adanya pembentukan hormon epinefrin yang berlebihan. 
  • Rontgen dada. 
  • Biopsi hati, paru-paru, kulit, sumsum tulang. 
  • Scaning tulang.
  • Pemeriksaan darah lengkap.
Pengobatan. 
  • Pengobatannya tergantung pada lokasi, penyebaran dan usia penderita.
  • Jika kanker belum menyebar dapat diangkat melalui pembedahan.
  • Jika kanker berukuran besar atau telah menyebar, diberikan kemoterapi (Vincristine, Cyclophosphamid, Doxorubicin dan Cisplatin) atau terapi penyinaran.
Prognosis. 
  • Prognosis tergantung pada usia anak, ukuran tumor dan luas penyebaran.
  • Anak usia < 1 tahun dan tumornya kecil serta belum menyebar, prognosisnya sangat baik.
  • Beberapa penderita mengalami regresi spontan : jaringan tumor mengalami pematangan dan berkembang menjadi ganglioneuroma jinak yang dapat diangkat melalui pembedahan.
  • Pada kasus tertentu tumor menyebar dengan cepat ke organ tubuh lainnya.
  • Jika pengobatan dilakukan sebelum tumor menyebar, maka hasilnya cukup memuaskan.



Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.