Skip to main content

Labiopalatoschizis - Celah bibir (bibir sumbing) dan celah langit-langit

Celah bibir dan celah langit-langit adalah kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut. Celah bibir terjadi akibat ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas yang tepat dibawah hidung. Celah langit-langit adalah saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut menuju ke saluran udara di hidung. 


Penyebab. 
Celah bibir dan celah langit-langit bisa terjadi secara bersamaan maupun sendiri-sendiri. Kelainan ini juga bisa terjadi bersamaan dengan kelainan bawaan lainnya. Penyebabnya antara lain :
  • Mutasi genetik.
  • Riwayat celah bibir atau celah langit-langit pada keluarga. 
  • Teratogen : zat yang dapat menyebabkan kelainan pada janin (contohnya virus atau bahan kimia).
  • Kelainan ini menyebabkan kesulitan saat makan, gangguan perkembangan berbicara dan infeksi telinga.



Gejala. 
  • Pemisahan bibir.
  • Pemisahan langit-langit.
  • Pemisahan bibir dan langit-langit.
  • Distorsi hidung.
  • Infeksi telinga berulang.
  • Berat badan tidak bertambah.
  • Regurgitasi nasal ketika menyusu (air susu keluar dari lubang hidung).

Diagnosa. 
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik di sekitar wajah.

Pengobatan. 
Pengobatan melibatkan beberapa ilmu, yaitu :
  • Bedah plastik.
  • Ortodontis.
  • Terapi wicara dan lainnya.
  • Pembedahan dilakukan untuk menutup celah bibir biasanya saat anak berusia 3-6 bulan.
  • Penutupan celah langit-langit ditunda sampai terjadi perubahan langit-langit yang biasanya berjalan seiring dengan pertumbuhan anak (maksimal sampai anak usia 1 tahun). 
  • Sebelum pembedahan, dipasang alat tiruan pada langit-langit mulut untuk membantu pemberian makan/susu.
  • Pengobatan berlangsung selama bertahun-tahun dan mungkin perlu dilakukan beberapa kali pembedahan (tergantung kepada luasnya kelainan).
  • Kebanyakan anak akan memiliki penampilan yang normal serta berbicara dan makan secara normal setelah dilakukan pembedahan, tetapi beberapa diantaranya mungkin tetap memiliki gangguan berbicara. 

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...