Skip to main content

Fibrilasi Atrium

Fibrilasi atrium menggambarkan irama jantung yang tidak teratur dan seringkali cepat. Irama jantung yang tidak teratur atau aritmia dari hasil impuls listrik yang abnormal di dalam jantung. Ketidak teraturan dapat terus menerus terjadi atau bisa datang dan pergi.


Kontraksi jantung normal dimulai dari impuls listrik di atrium kanan. Impuls ini berasal dari daerah atrium disebut nodus sinoatrial atau sinus “alat pacu jantung alami”

Sewaktu impuls bergerak melalui atrium, menghasilkan gelombang kontraksi otot. Kondisi ini menyebabkan atrium berkontrkasi. Impuls mencapai nodus atrioventrikular dalam dinding otot antara 2 ventrikel. Lalu terjadi jeda untuk memberikan waktu masuk darah dari atrium ke ventrikel.

Impuls kemudian berlanjut ke ventrikel, menyebabkan kontrkas ventrikel yang mendorong darah keluar dari jantung dalam satu detak jantung.

Pada orang dengan detak jantung dan irama jantung normal berdetak 50-100 kali per menit.
  • Jika jantung berdetak lebih dari 100 kali per menit, denyut jantung dianggap cepat (takikardia). 
  • Jika jantung berdetak kurang dari 50 kali permenit, denyut jantung dianggap lambat (bradikardi). 

Pada atrium fibrilasi, beberapa impuls berjalan melalui atrium pada saat yang sama karena kontraksi tidak terkoordinasi, kontraksi atrium tidak teratur, kacau dan sangat cepat. Atrium dapat berkontraksi 400-600 per menit.

Impuls yang tidak teratur ini mencapai nodus AV dengan sangat cepat, tetapi tidak semuanya melewati nodus AV, sehingga ventrikel berdetak lebih lambat, seringkali rata-rata 110-180 detak per menit dengan irama yang tidak teratur.

Dengan hasil yang cepat, detak jantung tidak teratur menyebabakan gelombang tidak teratur dan kadang-kadang terjadi sensasi berdebar pada dada.

Fibrilasi atrium dapat terjadi dengan beberapa pola yang berbeda, antara lain :
  • Intermiten (paroksimal) : Jantung menjadi fibrilasi atrium dan biasanya berubah secara spontan menjadi irama sinus yang normal. Episode bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa hari. Persisten fibrilasi atrium terjadi dalam beberapa episoe, tetapi aritmia tidak merubah irama secara spontan. Perawatan medisdibutuhkan pada akhir episode.
  • Permanen : Jantung selalu dalam keadaan fibrilasi atrium. Perawatan medisdibutuhkan pada akhir episode. Ubahan kembali ke irama sinus tidak mungkin terjadi atau dianggap tidak sesuai untuk alasan medis.

Fibrilasi atrium sering disebut fib A adalah gangguan irama jantung yang sangat umum. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 1% dari populasi, sebagian besar berumur lebih dari 50 tahun. Resiko fibrilasi atrium meningkat seiring bertambahnya usia. Sekitar 5% dari orang yang berumur lebih dari 80 tahun mengalami fibrilasi atrium. Fibrilasi atrium dapat menunjukkan gejala tetapi tidak membahayakan jiwa.

Penyebab. 
Fibrilasi atrium dapat terjadi tanpa ada penyakit jantung yang mendasari. Hal ini umumnya terjadi pada usia muda, sekitar setengah dari mereka tidak memilki masalah jantung lainnya. Hal ini sering disebut fibrilasi atrium tunggal. 

Beberapa penyebab yang tidak melibatkan jantung adalah sebagai berikut :
  • Hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif). 
  • Penggunaan alkohol. 
  • Emboli paru (bekuan darah di paru-paru).
  • Pneumonia. 
  • Seringkali fibrilasi atrium terjadi sebagai akibat dari beberapa kondisi jantung lain (fibrilasi atrium sekunder).
  • Penyakit katup jantung : ini karena bawaan dengan atau disebabkan oleh infeksi atau degenerasi / pengkapuran katup karena usia.
  • Pembesaran dinding ventrikel kiri (hipertropi ventrike kiri). 
  • Penyakit jantung koroner (penyakit arter koroner) : akibat dari aterosklerosis, endapan lemak dalam arteri yang menyebabkan penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Kardiomiopati (penyakit otot jantung) menyebabkan gagal jantung kongestif.
  • Sick sinus sindroma (produksi impuls listrik yang tidak tepat karena kerusakan nodus SA). 
  • Perikarditis (peradangan kantung yang mengelilingi jantung). 
  • Fibrilasi atrium sering terjadi setelah operasi kardiotoraks (membuka jantung) tetapi sering sembuh dalam beberapa hari.

Bagi banyak orang dengan episode fibrilasi atrium yang jarang dan singkat, episode disebabkan oleh sejumlah pemicu. Bisa karena asupan alkohol yang berlebihan. Beberapa orang dapat menghindari dengan menghindari pemicunya. Pemicu umumnya adalah alkohol dan kafein pada individu yang peka. 

Gejala. 
  • Gejala fibrilasi atrium bervariasi, bagian ada yang tidak memiliki gejala.
  • Gejala yang paling umum pada penderita fibrilas atrium intermiten adalah palpitasi, sensasi denyut jantung yang cepat atau tidak teratur. Hal ini membuat beberapa orang menjadi sangat cemas. Banyak orang juga menggambarkan suatu sensasi berdebar yang tidak teratur di dada. 
  • Pusing atau pingsan.
  • Lemah, kekurangan energi atau sesak nafas dan nyeri dada.

Diagnosa. 
Evaluasi untuk penyakit ini termasuk pemeriksaan sebagai berikut :
  1. Elektrokardiogram (EKG) : pemeriksaan ini adalah pemeriksaan utama untuk menentukan aritmia fibrilasi atrium. Pemeriksaan ini juga dapat mengetahui kerusakan jantung. 
  2. Pemeriksaan laboratorium : Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dapat memastikan bahwa seseorang terkena fibrilasi atrium. Pengujian dilakukan untuk memeriksa penyebab tertentu dari fibrilasi atrium dan untuk menyingkirkan kerusakan jantung, seperti serangan jantung. Jika pasien sudah minum obat untuk fibrilasi atrium, dosis obat dapat diperiksa untuk memastikan cukup atau tidak.
  3. Pemeriksaan jumlah sel darah lengkap. 
  4. Tes luka di hati (Enzim seperti troponin dan keratin kinase). 
  5. Kadar Dioxin (Bagi pasien yang menggunakan obat ini). 
  6. Waktu protrombin dan rasio normalisasi internasional : Jika pasien minum warfarin untuk mencegah pembekuan darah, pemeriksaan ini menunjukkan seberapa baik obat itu bekerja untuk menurunkan risiko bekuan darah.
  7. Serum elektrolit untuk mengevaluasi kadar kalium dan natrium.
  8. Tes fungsi tiroid untuk hipertiroid.
  9. X-ray dada : digunakan untuk mengevaluasi adanya komplikasi seperti cairan di paru-paru atau mempekirakan ukuran jantung.
  10. Echocardigram atau transesophageal echocardiogram : pemeriksaan ultrasonic menggunakan gelombang suara untuk membuat citra dari dalam jantung sewaktu berdetak. Pemeriksaan ini baik untuk mengidentifikasi masalah pada katup jantung atau fungsi ventrikuler atau mencari bekuan darah di atrium. Pemeriksaan ini aman seperti pemeriksaan janin di dalam rahim.
  11. ECG (Ambulatory electrodiogram) : pemeriksaan menggunakan sebuah monitor untuk beberapa saat (biasanya 24-48 jam) untuk mencoba mendokumentasikan aritmia sewaktu seseorang menjalankan aktivitas harian. Alat yang digunakan selama 24-48 jam disebut Monitor Holter.
  12. Monitor umum adalah sebuah alat yang dapat dipakai selama 1-2 minggu dan merekam irama jantung pada waktu saat ini diaktifkan oleh pasien.

Pengobatan. 
Pemilihan obat tergantung pada penyebab yang mendasarinya, seperti kondisi medis dan kesehatan secara keseluruhan. Tetapi disayangkan, banyak obat anti aritmia  yang memicu irama jantung abnormal.
  • Obat Anti-aritmia : Obat ini mengontrol irama jantung. Mengurangi frekuensi dan durasi episode fibrilasi atrium. Diberikan untuk mencegah kembalinya fibrilasi atrium setelah kardioversi. Obat Anti-aritmia yang paling sering digunakan adalah amiodarone, sotalol, propafenone, dan flecainide. Secara keseluruhan obat ini efektif 50-70%.
  • Digoxin : Obat ini mengurangi konduktivitas dari impuls listrik melalui node SA dan AV, namun onset kerja lebih lambat dibandingkan beta bloker dan penghambat kalsium. Digoxin digunakan terutama pada pasien dengan penyakit jantung yang terkait, seperti ventrikel kiri yang kurang berfungsi. 
  • Beta-blocker : Obat ini memperlambat denyut jantung dengan mengurangi kecepatan dari simpul SA dan dengan memperlambat konduksi melalui nodus AV. Oleh karena itu permintaan oksigen dari jantung menurun dan tekanan darah stabil. Contohnya propranolol atau metoprolol.
  • Penghambat Kalsium : Obat ini juga memperlambat denyut jantung dengan memperlambat konduksi AV node. Verapamil dan diltiazem adalah contoh obat penghambat kalsium.
  • Dofetilide : Penggunaan obat anti-aritmia harus dimulai di rumah sakit selama tiga hari. Rawat inap diperlukan untuk memonitor irama jantung selama periode dosis awal. Jika fibrilasi atrium merespon baik selama dosis awal, dosis pemeliharaan diberikan untuk dilanjutkan di rumah.
  • Warfarin : Obat ini bersifat antikoagulan (pengencer darah). Warfarin mengurangi kemampuan darah untuk membeku, sehingga mengurangi resiko terjadinya gumpalan darah yang terbentuk di jantung atau di pembuluh darah. Fibrilasi atrium meningkatkan risiko penggumpalan darah. Ada obat antikoagulan lain,namun warfarin adalah satu-satunya dalam bentu sediaan tablet dan bisa digunakan sehari-hari. Sangat penting untuk mengikuti dosis yang telah diberikan oleh dokter, dosis ditentukan dari tes darah rutin.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.