Skip to main content

Dispepsia

Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada. Sering dirasakan seperti adanya gas, rass penuh atau rasa sakit dan terbakar di perut.


Penyebab. 
Penyebab Dispepsia antara lain :
  • Menelan udara (aerofagi). 
  • Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung. 
  • Iritasi lambung (gastritis). 
  • Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis. 
  • Kanker lambung. 
  • Peradangan kandung empedu (kolesistitis). 
  • Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya). 
  • Kelainan gerakan usus. 
  • Kecemasan atau depresi. 

Gejala. 
  1. Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi).
  2. Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk rasa nyeri atau pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi rasa nyeri. 
  3. Nafsu makan menurun.
  4. Mual.
  5. Sembelit.
  6. Diare dan flatulensi (perut kembung).

Diagnosa. 
Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu atau tidak memberi respon terhadap pengobatan dan disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan sebagai berikut :
  1. Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi : Hitung jenis sel darah yang lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja.
  2. Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan.
  3. Endoskopi untuk memeriksa kerongkongan, lambung, usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk dilakukan biopsi dari lapisan lambung. Contoh jaringan tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi oleh Helicobacter pylori.
  4. Pengukuran kontraksi kerongkongan atau respon kerongkongan terhadap asam.

Pengobatan. 
Bila tidak ditemukan penyebabnya, dokter akan mengobati gejala-gejalanya.
  • Antasid seperti : Magnesium hidroksi, Sucralfate, yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung.
  • Penghambat H2 seperti : Cimetidine, Famotidine, Nizatidine, Omeprazole, Lansoprazole, Rabeprazole, Esomeprazole, Pantoprazole. 
  • Untuk gejala mual dapat diberikan anti muntah seperti : Domperidone dan Metoclopramide. 
  • Bila orang tersebut terinifeksi Helicobacter pylori di lapisan lambungnya, maka biasanya diberikan Bismuth subsalisilate dan antibiotik seperti : Clarithromycin, Amoxicillin, Tetracycline, Metronidazole. 

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.