Dermatitis Atopik adalah peradangan kulit kronik dan residif yang sering terjadi pada bayi dan anak, disertai gatal dan berhubungan dengan atopi.
Atopi adalah istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit pada individu yang mempunyai riwayat kepekaan dalam keluarganya, misalnya asma bronkiale, rinitis alergi, dermatitis atopik dan konjungtivitis alergi.
Penyebab.
Umumnya tidak diketahui
Gambaran klinik.
Diagnosis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, hasil pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit alergi pada keluarga penderita.
Tata laksana.
Penjelasan/penyuluhan kepada orang tua pasien :
Topikal.
Penyebab.
Umumnya tidak diketahui
Gambaran klinik.
- Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair. Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3 – 4 tahun, meskipun biasanya akan muncul kembali.
- Pada anak-anak dan dewasa, ruam seringkali muncul dan kambuh kembali hanya pada 1 atau beberapa daerah, terutama lengan atas, sikut bagian depan atau di belakang lutut.
- Warna, intensitas dan lokasi dari ruam bervariasi, tetapi selalu menimbulkan gatal-gatal.
- Pada penderita dermatitis atopik, herpes simpleks yang biasanya hanya menyerang daerah yang kecil dan ringan, bisa menyebabkan penyakit serius berupa eksim dan demam tinggi (eksim herpetikum).
Diagnosis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, hasil pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit alergi pada keluarga penderita.
Tata laksana.
Penjelasan/penyuluhan kepada orang tua pasien :
- Penyakit bersifat kronik berulang dan penyembuhan sempurna jarang terjadi sehingga pengobatan ditujukan untuk mengurangi gatal dan mengatasi kelainan kulit.
- Selain obat perlu dilakukan usaha lain untuk mencegah kekambuhan.
- Jaga kebersihan, gunakan sabun lembut misalnya sabun bayi.
- Pakaian sebaiknya tipis, ringan dan mudah menyerap keringat.
- Udara dan lingkungan cukup berventilasi dan sejuk.
- Hindari faktor-faktor pencetus, misalnya iritan, debu, dsb.
- Sistemik.
- Antihistamin klasik sedatif, misalnya klorfeniramin maleat untuk mengurangi gatal.
- Bila terdapat infeksi sekunder dapat ditambahkan antibiotik sistemik atau topikal.
Topikal.
- Bila lesi akut/eksudatif : kompres 2 – 3 x sehari, 1 – 2 jam dengan larutan dengan rivanol 0,1% atau NaCl 0,9%.
- Krim kortikosteroid potensi sedang/rendah, 1 – 2 kali sehari sesudah mandi, sesuai dengan keadaan lesi. Bila sudah membaik dapat diganti dengan potensi yang lebih rendah.
- Kortikosteroid potensi rendah : krim hidrokortison 1%, 2,5%.
- Kortikosteroid potensi sedang : krim betametason 0,1%.
- Pada kulit kering dapat diberikan emolien/pelembab segera sesudah mandi.
ReplyDeleteDepo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
mampir di website ternama I O N Q Q
paling diminati di Indonesia