Skip to main content

Obat Zolpidem

  • Jenis obat : Hipnotik dan sedativa. 
  • Golongan : Obat resep. 
  • Manfaat : Menangani insomnia. 
  • Dikonsumsi oleh : Dewasa. 
  • Bentuk : Tablet. 

Peringatan. 
  • Wanita yang sedang hamil terutama di trimester akhir, atau menyusui dilarang mengonsumsi zolpidem. Obat ini akan memengaruhi perkembangan janin selama dalam kandungan maupun setelah lahir. Bila sedang merencanakan kehamilan, konsulltasikan dahulu pada dokter sebelum menggunakan obat ini.
  • Jangan mengonsumsi minuman keras selama mengonsumsi zolpidem. Kandungan alkohol dapat meningkatkan pengaruh zolpidem sehingga menyebabkan Anda berhenti bernapas akibat tidur terlalu nyenyak, kesulitan bangun tidur, atau mengigau hingga melakukan sesuatu saat tertidur tanpa bisa mengingatnya saat terbangun.
  • Sebagian orang yang mengonsumsi zolpidem berpotensi merasa mengantuk, pusing atau linglung. Karena itu, hindarilah mengemudi atau mengoperasikan alat berat selama mengonsumsi obat ini.
  • Minumlah zolpidem saat hendak tidur.
  • Harap berhati-hati bagi lansia dan yang mengidap defisiensi laktosa, gangguan pernapasan atau paru-paru, apnea tidur, myasthenia gravis, gangguan mental (misalnya depresi), gangguan hati, gangguan ginjal yang parah, serta ketergantungan obat-obatan terlarang atau minuman keras.
  • Jangan berhenti mengonsumsi zolpidem secara tiba-tiba dan tanpa konsultasi dengan dokter.
  • Diskusikan dengan dokter jika insomnia masih terjadi atau bahkan bertambah parah setelah penggunaan zolpidem selama satu minggu hingga 10 hari.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Zolpidem. 
Dosis zolpidem akan ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan insomnia yang dialami oleh pasien. Kondisi kesehatan, riwayat kesehatan, serta respons tubuh pasien terhadap obat juga akan dipertimbangkan.
  • Dosis umum zolpidem yang dianjurkan adalah 10 mg per hari. Penggunaan obat tidur ini hanya untuk jangka pendek, yaitu tidak boleh lebih dari satu bulan.
Mengonsumsi Zolpidem dengan Benar. 
  • Gunakan zolpidem sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan. Zolpidem dianjurkan diminum saat perut kosong untuk memaksimalkan keefektifannya. Dan disarankan mengonsumsinya sesaat sebelum Anda tidur.
  • Obat ini bisa memicu gejala putus obat. Karena itu, jangan berhenti mengonsumsinya tanpa pengawasan dan anjuran dari dokter.
  • Insomnia mungkin akan kembali terjadi selama beberapa hari setelah Anda menghentikan konsumsi zolpidem. Tetapi jangan khawatir, karena gangguan tersebut umumnya akan hilang dalam satu hingga dua hari.
  • Jangan menggandakan dosis zolpidem pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat. Jangan berikan dosis Zolpidem Anda pada orang lain, meskipun kondisinya tampak mirip dengan kondisi Anda.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Zolpidem. 
Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping. Demikian pula dengan zolpidem. Beberapa efek samping yang umum terjadi saat mengonsumsi obat tidur ini meliputi :
  • Mengantuk.
  • Pusing atau sakit kepala.
  • Merasa lelah.
  • Sakit perut.
  • Diare.
  • Mual dan muntah.
  • Infeksi pernapasan.
  • Gangguan tidur.
  • Mengalami halusinasi.
  • Mimpi buruk.
  • Uring-uringan.
  • Mudah lupa.
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami alergi atau efek samping yang berkepanjangan

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.