Skip to main content

Obat Warfarin


  • Jenis obat : Anti koagulan. 
  • Golongan : Obat resep. 
  • Manfaat : Mencegah pembekuan darah. 
  • Dikonsumsi oleh : Dewasa. 
  • Bentuk obat : Tablet. 

Peringatan. 
  • Bagi wanita yang sedang hamil, tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi warfarin. Sedangkan bagi wanita yang sedang menyusui boleh mengonsumsi obat ini, namun dosisnya harus disesuaikan dengan anjuran dokter.
  • Harap berhati-hati bagi penderita hipertensi, gangguan ginjal, gangguan hati, tukak lambung, stroke, dan endokartitis atau infeksi pada jantung.
  • Harap berhati-hati juga bagi mereka yang sedang menunggu pemulihan pascaoperasi.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Warfarin. 
  • Untuk dosis awal atau induksi, warfarin biasanya diberikan hingga 10 mg per hari selama dua hari. Untuk dosis berikutnya atau dosis perawatan, biasa diberikan sebesar 3-9 mg per hari.
  • Dosis yang diberikan pada tiap penderita berbeda-beda dan didasari kepada hasil tes darah di laboratorium untuk mengukur kemampuan darah dalam menghambat pembekuan. Tes yang diukur dengan satuan International Normalised Ratio (INR) ini harus dilakukan secara rutin. Tujuannya agar dosis yang diberikan tepat, cukup efektif, dan tidak menimbulkan masalah pendarahan.
Mengonsumsi Warfarin dengan Benar. 
  • Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan warfarin sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Konsumsi warfarin pada waktu yang sama tiap hari agar level obat ini di dalam darah tetap terjaga. Waktu yang disarankan untuk mengonsumsi obat ini adalah tiap pukul 18.00. Ini juga supaya Anda tidak lupa mengonsumsi obat Anda.
  • Bagi pasien yang lupa mengonsumsi warfarin disarankan untuk segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis warfarin pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
  • Pengobatan dengan warfarin berlangsung secara jangka panjang, yaitu sekitar satu setengah hingga tiga bulan. Bahkan pada beberapa kasus bisa melebihi jangka waktu tersebut. Jangan menghentikan penggunaan obat ini atau mengubah dosisnya tanpa bertanya terlebih dahulu kepada dokter untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
  • Jauhi minuman keras dan minuman atau makanan yang mengandung buah cranberryselama menjalani pengobatan dengan warfarin karena dapat mengubah kadar obat ini di dalam tubuh dan mengganggu kinerja warfarin.
  • Tanyakan terlebih dahulu kepada dokter jika Anda berniat melakukan program penurunan berat badan, terutama program yang mengharuskan Anda mengonsumsi lebih banyak sayuran.
  • Saat menjalani pengobatan dengan warfarin, jangan lupa untuk tetap rutin memeriksakan diri ke dokter agar mereka dapat memonitor perkembangan kondisi Anda. Selain itu, dokter juga perlu melakukan pengecekan darah secara berkala untuk menyesuaikan dosis warfarin agar tetap efektif dan aman.
  • Karena warfarin merupakan obat pengencer darah, maka hindari aktivitas fisik yang berisiko tinggi membuat Anda terluka atau cedera. Hal ini untuk menghindari terjadinya pendarahan berlebihan.
  • Jika ingin mengonsumsi obat atau suplemen tertentu bersamaan dengan warfarin, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Ini untuk memastikan warfarin tidak berinteraksi dengan obat-obat lain yang Anda konsumsi.
  • Gunakan metode kontrasepsi selama mengonsumsi warfarin untuk mencegah kehamilan. Ini karena warfarin berpotensi berdampak negatif pada janin.
  • Sebelum menjalani prosedur medis apapun, beritahu ahli medis bahwa Anda sedang mengonsumsi warfarin.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Warfarin. 
Beberapa efek samping yang berpotensi muncul setelah mengonsumsi obat antikoagulan ini adalah :
  • Mual.
  • Ruam kulit.
  • Rambut rontok.
  • Diare.
  • Sakit kepala.
  • Mimisan.
  • Demam. 
Jika Anda mendapati darah pada urine atau tinja, memar, ruam, jari kaki terasa sakit atau berubah warna, pendarahan, sakit kuning dan sakit pada perut, segera temui dokter.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.