Skip to main content

Obat Vitamin B1

  • Jenis Obat : Suplemen vitamin. 
  • Golongan : Obat bebas (tapi ada beberapa merek yang memerlukan resep dari dokter). 
  • Manfaat : Mengatasi kekurangan vitamin B1. Perawatan gangguan metabolisme. 
  • Dikonsumsi : Oleh Anak-anak dan dewasa.
  • Nama Lain : Tiamina. 
  • Bentuk Obat : Tablet dan obat suntik. 

Vitamin B1 tersedia dalam berbagai merek, ada yang bisa dibeli secara bebas di apotek, tapi ada yang memerlukan resep dari dokter. Vitamin B1 dalam bentuk suntik memerlukan resep dari dokter.


Peringatan. 
  • Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.
  • Harap berhati-hati bagi penderita diabetes.
  • Harap waspada bagi yang mengalami tekanan darah rendah, orang yang melakukan kemoterapi, dan orang yang memiliki detak jantung yang tidak normal.
  • Hindari menggunakan vitamin B1 tanpa vitamin B6 dan vitamin B3 karena bisa menyebabkan kerusakan otak.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Vitamin B1. 
  • Untuk mengatasi defisiensi vitamin B1, dosis umumnya adalah : 50-300 mg per hari. 
  • Dosis dan lama konsumsi vitamin B1 akan berdasarkan tingkat keparahan kondisi dan respons tubuh setelah beberapa saat memulai pengobatan. Pengobatan bisa berjalan selama tiga hingga enam bulan.

Mengonsumsi Vitamin B1 dengan Benar. 
  • Baca aturan pakai di kemasan dan jika ada yang tidak jelas, hubungi dokter. Jangan mengonsumsi vitamin B1 melebihi dosis yang dianjurkan.
  • Vitamin B1 dapat dikonsumsi pada saat atau setelah makan, dan usahakan mengonsumsinya di waktu yang sama tiap hari agar tidak lupa, dan untuk memaksimalisasi efeknya.
  • Bagi yang tidak sengaja melewatkan jadwal meminum vitamin B1, disarankan untuk segera meminumnya begitu teringat. Namun jangan mengganti dosis yang terlewat dengan menggandakan dosis vitamin B1 yang diminum berikutnya.
  • Disarankan untuk mengikuti pola makan atau diet yang seimbang dan jangan mengonsumsi minuman keras.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Vitamin B1. 
Vitamin B1 hampir tidak pernah menyebabkan efek samping, terutama jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat. Efek samping yang bisa terjadi adalah iritasi kulit dan reaksi alergi.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.