Skip to main content

Obat Trihexyphenidyl

  • Jenis Obat : Anti muskarinik. 
  • Golongan : Obat resep. 
  • Manfaat : Mengobati efek samping extrapyramidal yang tidak diinginkan akibat obat tertentu. Mengobati penyakit Parkinson. 
  • Dikonsumsi oleh : Dewasa. 
  • Bentuk : Tablet dan cairan yang diminum. 
Penggunaan Trihexyphenidyl membutuhkan resep dokter. Pastikan untuk mengikuti resep dan petunjuk yang disarankan oleh dokter menurut kondisi kesehatan Anda.


Peringatan. 
  • Bagi wanita hamil, menyusui, atau yang mencoba memiliki anak disarankan untuk tidak mengonsumsi trihexyphenidyl.
  • Harap berhati-hati bagi penderita gangguan hati, gangguan ginjal, psikosis, tekanan darah tinggi, glaukoma, myasthenia gravis, prostat, konstipasi, gangguan jantung, atau pembuluh darah.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Trihexyphenidyl. 
  • Dosis trihexyphenidyl untuk penyakit Parkinson adalah 6-10 mg per hari dan bisa ditingkatkan sesuai kondisi pasien oleh dokter. Namun biasanya dosis per hari tidak lebih dari 15 mg. 
  • Dosis untuk mengobati efek samping yang diakibatkan oleh pengobatan lain adalah 5-15 mg per hari.
  • Untuk konsumsi awal trihexyphenidyl : 1 mg diberikan untuk hari pertama, 2 mg untuk hari ke dua, dan ditingkatkan sebanyak 2 mg untuk 3-5 hari berikutnya hingga dosis yang ideal dicapai.

Mengonsumsi Trihexyphenidyl dengan Benar. 
  • Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan trihexyphenidyl sebelum menggunakannya.
  • Trihexyphenidyl dapat dikonsumsi pada saat atau setelah makan, dan usahakan mengonsumsinya di waktu yang sama tiap hari agar tidak lupa.
  • Bagi yang tidak sengaja melewatkan jadwal meminum trihexyphenidyl, disarankan untuk segera meminumnya begitu teringat. Namun jangan mengganti dosis yang terlewat dengan menggandakan dosis trihexyphenidyl yang diminum berikutnya.
  • Pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter secara teratur selama mengonsumsi trihexyphenidyl agar dokter dapat memonitor perkembangan kondisi Anda.
  • Hindari konsumsi minuman keras saat sedang menggunakan trihexyphenidyl karena berpotensi meningkatkan risiko efek samping seperti membuat Anda mengantuk.
  • Jangan berhenti mengonsumsi trihexyphenidyl secara mendadak dan tanpa anjuran dokter karena bisa menyebabkan masalah.
  • Beberapa obat pencegah alergi dan pereda nyeri yang kuat bisa bertentangan dengan trihexyphenidyl dan meningkatkan risiko efek samping.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Trihexyphenidyl. 
Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk trihexyphenidyl. Namun gejala akibat efek samping umumnya membaik setelah tubuh menyesuaikan diri. Yang terpenting, beri tahu dokter jika Anda bermasalah dengan obat yang dikonsumsi. 

Beberapa efek samping yang umum terjadi antara lain:
  • Konstipasi.
  • Pusing.
  • Sulit buang air kecil.
  • Mulut kering. 
  • Pandangan buram. 
  • Mual. 

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...