Skip to main content

Obat Phenylephrine

  • Jenis obat : Dekongestan / Obat batuk & Pilek. 
  • Golongan : Obat resep. 
  • Manfaat : Meredakan gejala hidung, sinus dan telinga tersumbat. Mengobati penyakit mata tertentu. Memperbesar pupil mata.
  • Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun. 
  • Bentuk : Tablet, cair, tetes. 

Peringatan. 
  • Wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi phenylephrine.
  • Harap berhati-hati bagi yang memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, glaukoma, gangguan fungsi jantung, penyakit pembuluh darah, penyakit hati, hipertiroid, gangguan mental serius, kesulitan tidur, susah buang air kecil, atau sedang mengonsumsi obat lain.
  • Disarankan tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat, karena phenylephrine bisa menyebabkan pusing atau sakit kepala.
  • Batasi konsumsi rokok dan minuman beralkohol.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Phenylephrine. 
Phenylephrine merupakan salah satu bahan dalam komposisi berbagai obat flu, pilek, dan penyakit mata tertentu. 
  • Usia dewasa : dokter biasanya meresepkan phenylephrine yang dikonsumsi secara oral setiap 4 jam sekali dengan dosis maksimal 60 miligram per hari. 
  • Phenylephrine tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah usia 6 tahun, kecuali atas anjuran dokter.
Mengonsumsi Phenylephrine Dengan Benar. 
  • Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi phenylephrine. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.
  • Hentikan konsumsi phenylephrine jika pengobatan sudah berlangsung selama 7 hari berturut-turut. Obat ini lebih baik dikonsumsi bersama makanan untuk mengurangi risiko gangguan pencernaan.
  • Setelah meneteskan phenylephrine pada mata, tutuplah mata dan tekan perlahan pojok mata bagian dalam selama 2 sampai 3 menit. Hal ini dilakukan agar obat meresap ke dalam mata.
  • Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi atau meneteskan phenylephrine, disarankan untuk segera mengonsumsi atau meneteskannya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis phenylephrine pada jadwal berikutnya untuk menggantikan dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Phenylephrine. 
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek samping phenylephrine yang umumnya terjadi adalah :
  • Kesulitan tidur.
  • Gatal-gatal.
  • Gangguan pencernaan ringan.
  • Detak jantung lebih cepat.
  • Sakit kepala dan pusing.
  • Merasa cemas.
  • Tangan dan kaki terasa dingin karena obat ini bisa menurunkan aliran darah ke area ini.
Segera temui dokter jika Anda mulai merasakan beberapa efek samping berikut :
  • Perubahan mood.
  • Mudah memar atau terluka.
  • Kejang-kejang.
  • Demam.
  • Detak jantung tidak beraturan.
  • Sakit kepala parah.
  • Tubuh gemetaran tidak terkontrol.
  • Tubuh lemas.
  • Kesulitan buang air kecil.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...