Skip to main content

Obat Betametason

  • Jenis obat : Kelompok obat kortikosteroid.
  • Golongan : Obat resep.
  • Manfaat : Meredakan peradangan dan reaksi alergi, Mengobati hiperplasia adrenal kongenital.
  • Nama Lain : Betamethasone.
  • Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak.
  • Bentuk obat : Tablet, suntikan.

Peringatan.
  • Bagi wanita hamil atau sedang merencanakan kehamilan atau menyusui, tanyakan pada dokter sebelum mengonsumsi obat ini.
  • Betametason dapat menutupi tanda dan gejala yang muncul akibat infeksi, akibatnya Anda rentan mengalami infeksi yang lebih serius. Laporkan gejala dan tanda infeksi maupun luka jika terjadi selama Anda mengonsumsinya.
  • Harap berhati-hati dalam mengonsumsi obat ini bagi yang mengalami gangguan penggumpalan darah, hipotiroid, myasthenia gravis, osteoporosis, diabetes, penyakit mata (glaukoma, katarak), masalah jantung, hipertensi, penyakit ginjal, hati, gangguan pencernaan, gangguan mental, dan baru saja terserang infeksi jenis apa pun (misalnya tuberkulosis, campak).
  • Hindari orang yang sakit atau sedang mengalami infeksi selama mengonsumsi betametason. Sistem kekebalan tubuh orang yang mengonsumsi kelompok obat steroid akan melemah, membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.
  • Hindari minum minuman keras saat Anda mengonsumsi betametason.
  • Ketika mengonsumsi betametason, jangan menerima imunisasi, vaksinasi, atau tes kulit, karena dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Terkecuali, dokter Anda menyarankan sebaliknya.
  • Jika Anda mengonsumsi obat-obatan kelompok kortikosteroid dalam jangka panjang, gunakan tanda pengenal medis khusus.
  • Hindari mengemudi atau mengoperasikan peralatan berat saat mengonsumsi obat ini. Obat ini bisa menyebabkan pusing.
  • Obat ini bisa memperlambat pertumbuhan anak Anda, tanyakan pada dokter secara teratur untuk memantau pertumbuhan anak. Sedangkan pada orang tua, obat ini bisa memperparah kondisi yang sudah diderita, misalnya hipertensi, osteoporosis, dan diabetes.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Betametason.
Dosis yang dibutuhkan secara umum dalam mengonsumsi betametason sangat bergantung pada penyakit, tingkat keparahan, dan respons seseorang terhadap obat tersebut. 
  • Dosis umum yang diberikan adalah 1,5-5 mg per hari selama satu hingga tiga minggu. 
  • Dosis untuk anak-anak akan ditentukan oleh dokter sesuai umur dan juga berat badan anak.
Mengonsumsi Betametason dengan Benar.
  • Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam menggunakan betametason. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.
  • Sebelum mengonsumsi betametason, beri tahu dokter tentang riwayat medis Anda, dan juga obat-obatan yang Anda gunakan. Steroid bisa memengaruhi banyak penyakit dan juga berinteraksi dengan berbagai obat-obatan.
  • Betametason biasanya dikonsumsi sekali dalam satu hari. Dokter akan menjelaskan kapan waktu yang tepat untuk mengonsumsinya bergantung pada kondisi medis yang ditangani. Betametason biasanya dikonsumsi setelah makan atau dengan camilan.
  • Jangan menghentikan betametason secara tiba-tiba, karena bisa memperparah kondisi yang Anda alami. Selain itu, obat ini bisa menimbulkan gejala putus obat. Dokter akan mengurangi dosis yang diberikan secara bertahap.
  • Bagi pasien yang lupa menggunakan betametason, disarankan untuk segera mengonsumsinya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis Betametason pada jadwal berikutnya untuk menggantikan dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Betametason.
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek samping yang umumnya terjadi adalah :
  • Sakit perut dan gangguan pencernaan.
  • Mual dan muntah.
  • Perubahan suasana hati.
  • Mengalami susah tidur.
  • Masa menstruasi tidak beraturan.
  • Berat badan meningkat.
Jika efek samping yang terjadi terus berkepanjangan, mengganggu aktivitas atau Anda mengalami reaksi alergi, temui dokter atau datangi rumah sakit terdekat

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.