Skip to main content

Obat Betametason Topikal

  • Jenis obat : Steroid topikal.
  • Golongan : Obat resep.
  • Manfaat : Mengurangi inflamasi dan meredakan gejala yang muncul pada kulit yang disebabkan kondisi-kondisi seperti eksim, dermatitis dan alergi.
  • Nama Lain : Betamethasone.
  • Dikonsumsi oleh :  Dewasa dan anak-anak.
  • Bentuk obat : Obat oles, krim, losion, jely.

Peringatan.
  • Bagi wanita hamil atau sedang merencanakan kehamilan atau menyusui, tanyakan pada dokter sebelum menggunakan obat ini.
  • Obat ini dapat terserap oleh kulit. Bagi wanita yang menyusui, jangan menggunakan produk ini pada bagian payudara.
  • Harap berhati-hati dalam memakai betametason topikal pada penderita diabetes, kelainan sistem kekebalan tubuh, peredaran darah buruk, gangguan ginjal, gangguan hati, psoriasis, dan gangguan pada kulit (rosasea, jerawat).
  • Pemakaian betametason topikal jangka panjang dan berlebihan bisa meningkatkan risiko terkena gangguan kelenjar adrenal, terutama pada anak-anak.
  • Jauhkan obat ini dari mata. Obat ini bisa menyebabkan atau memperburuk penyakit katarak dan glaukoma apabila terkena mata berkali-kali. Apabila terkena mata, hidung, mulut, kulit yang luka, luka robek, atau luka bakar, segera basuh dengan air.
  • Pemakaian pada kulit bagian yang tipis, seperti pada wajah dan lipatan tangan, dan pada bayi yang memiliki kulit lebih tipis daripada orang dewasa, maksimal hanya selama lima hari.
  • Jangan gunakan pada anak berusia di bawah satu tahun.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Betametason Topikal.
Jumlah steroid topikal yang digunakan diukur dengan unit takaran ruas ujung jari. Satu unit takaran adalah obat krim atau oles yang ditempelkan pada ujung jari orang dewasa hingga lipatan atau ruas jari pertama. Satu unit takaran ini bisa digunakan untuk dua kali ukuran telapak tangan orang dewasa.

Dosis umum pemakaian betametason topikal sangat bergantung kepada lokasi dan area kulit yang terpengaruh oleh inflamasi. 
  • Jangka waktu pemakaian obat pada orang dewasa rata-rata adalah 7-14 hari hingga gejala yang muncul menghilang.
  • Untuk anak-anak maksimal hanya lima hari. Obat ini dioleskan satu hingga dua kali dalam sehari.
Menggunakan Betametason Topikal dengan Benar.
  • Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam menggunakan betametason topikal. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.
  • Cuci dan bersihkan tangan Anda sebelum memakai betametason topikal. Bersihkan dan keringkan area yang mengalami inflamasi. Oleskan betametason topikal pada area yang terpengaruh dan gosok secara perlahan-lahan. Jangan menutup area yang terpengaruh dengan perban, kain, atau penutup, kecuali dokter menyarankan demikian.
  • Khususnya pada bayi yang mengalami inflamasi di daerah popok, hindari memakai popok yang ketat atau celana plastik, kecuali dianjurkan oleh dokter. Jangan gunakan pada bagian kulit yang terluka atau terbuka, kecuali obat yang Anda gunakan mengandung antibakteri atau antijamur.
  • Anda bisa gunakan pelembap setelah mengoleskan betametason topikal pada kulit yang terpengaruh. Tapi sebelumnya, biarkan obat ini terserap oleh kulit sebelum Anda menambahkan pelembap.
  • Bagi pasien yang lupa menggunakan betametason topikal, disarankan untuk segera menggunakannya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis betametason topikal pada jadwal berikutnya untuk menggantikan dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Betametason Topikal.
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek samping yang umumnya terjadi adalah :
  • Sensasi rasa panas atau terbakar.
  • Rasa gatal-gatal.
  • Kulit kering.
  • Penipisan kulit.
  • Perubahan warna kulit.
  • Kulit terlihat memar atau memerah.
Jika efek samping yang terjadi terus berkepanjangan, mengganggu aktivitas atau Anda mengalami reaksi alergi, hentikan pemakaian dan temui dokter.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.