Skip to main content

Obat Bacitracin

  • Jenis obat : Antibiotik.
  • Golongan : Obat resep.
  • Manfaat : Mencegah infeksi bakteri pada luka ringan di kulit (topikal).
  • Mengobati : Pneumonia pada bayi dan infeksi staph (obat suntik).
  • Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak.
  • Bentuk obat : Topikal dan suntik.

Peringatan.
  • Bagi wanita hamil atau sedang menyusui, sesuaikan dosis bacitracin topikal dengan anjuran dokter.
  • Penggunaan bacitracin topikal hanya diperuntukkan pada luka kecil di kulit. Jangan menggunakan obat ini pada kulit yang mengalami luka cukup besar dan dalam. Tindakan pencegahan infeksi dari luka yang parah harus dilakukan oleh dokter.
  • Harap berhati-hati selama menggunakan bacitracin topikal agar tidak mengenai mulut dan hidung, tertelan, atau mengenai mata karena obat ini hanya untuk lapisan luar kulit.
  • Pemberian bacitracin suntik hanya boleh dilakukan oleh dokter.
  • Beri tahu dokter apabila anak Anda memiliki riwayat penyakit ginjal sebelum dilakukan penyuntikan bacitracin.
  • Jangan menggunakan bacitracin bersamaan dengan obat-obatan lainnya, termasuk produk herbal tanpa petunjuk dari dokter, karena dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping yang membahayakan.
  • Beri tahu dokter sebelum menerima suntikan bacitracin apabila anak Anda sedang menjalani kemoterapi atau terapi antibiotik suntik lainnya, serta sedang mengonsumsi obat antivirus, obat gangguan usus, dan obat pencegah kegagalan transpantasi organ. Percampuran reaksi bacitracin dengan obat-obatan untuk kondisi-kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis saat menggunakan bacitracin, segera temui dokter.
Dosis Bacitracin.
Berikut ini dosis bacitracin berdasarkan bentuk obatnya.

Bentuk obat : Topikal Dioleskan atau disemprotkan.
Dosis : 1-3 kali sehari pada kulit yang mengalami luka kecil untuk mencegah infeksi.

Bentuk obat : Suntik.
Dosis : Untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2,5 kg, dosis harian yang diberikan adalah 450 unit/kg sebanyak dua kali sehari atau 300 unit/kg sebanyak tiga kali sehari.
Sedangkan untuk bayi dengan berat badan lebih dari 2,5 kg, dosis harian yang diberikan adalah 500 unit/kg sebanyak dua kali sehari atau 330 unit/kg sebanyak tiga kali sehari.

Menggunakan Bacitracin dengan Benar.
  • Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan bacitracin topikal sebelum menggunakannya. Lain halnya dengan bacitracin suntik, obat jenis ini harus diberikan langsung oleh dokter.
  • Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk menggunakan bacitracin topikal pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalkan efeknya.
  • Bagi pasien yang lupa menggunakan bacitracin topikal, disarankan segera melakukannya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
  • Apabila tetap terjadi infeksi bakteri setelah menggunakan bacitracin topikal selama satu minggu, segera temui dokter.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Bacitracin.
Bacitracin topikal biasanya jarang menyebabkan efek samping, namun pada kasus yang sangat jarang terjadi, pengguna obat ini bisa saja mengalami gejala alergi pada kulit, seperti :
  • Ruam.
  • Bintik-bintik.
  • Gatal. 
  • Sesak napas.
  • Kesulitan menelan.
Sedangkan efek samping yang bisa saja terjadi setelah diberikan bacitracin suntik adalah : 
  • Rasa sakit di area yang disuntik.
  • Ruam (reaksi hipersensitivitas).
  • Mual dan muntah.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.