Skip to main content

Obat Azithromycin

  • Jenis obat : Antibiotik makrolida.
  • Golongan : Obat resep.
  • Manfaat : Mengobati infeksi bakteri.
  • Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak berberat badan 45 kg ke atas.
  • Bentuk obat : Tablet, kapsul dan cairan yang diminum.

Peringatan.
  • Bagi wanita yang sedang hamil, sesuaikan pemakaian dan dosis dengan anjuran dokter. Sedangkan bagi wanita yang sedang menyusui, tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi azithromycin. Jika Anda mengonsumsi obat ini, Anda baru boleh kembali menyusui setidaknya dua hari setelah menggunakan dosis terakhir.
  • Tanyakan dosis azithromycin untuk anak-anak kepada dokter.
  • Pastikan Anda mengonsumsi seluruh dosis yang telah diresepkan oleh dokter untuk mencegah kembalinya infeksi yang berpotensi lebih parah.
  • Harap berhati-hati jika menderita gangguan otot yang disebut myasthenia gravis, kelainan detak jantung, masalah pada ginjal dan organ hati.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Azithromycin.
Dosis antibiotik ini akan diresepkan berdasarkan jenis infeksi, tingkat keparahannya dan riwayat kesehatan pasien. Berikut adalah informasi mengenai dosis umum azithromycin.

Kondisi : Chlamydia (klamidia).
Dosis : 1 gram sekaligus – 1 dosis saja.

Kondisi : Infeksi bakteri lainnya.
Dosis : 500-2000 mg perhari tergantung jenis infeksi. Setelah kondisi berangsur mereda, dosis mungkin akan dikurangi menjadi 250-500 mg perhari.

Untuk pasien anak-anak, dosis akan disesuaikan oleh dokter dengan berat badan mereka.

Mengonsumsi Azithromycin dengan Benar.
  • Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan azithromycin sebelum mulai mengonsumsinya. Azithromycin kapsul sebaiknya dikonsumsi satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan. Sedangkan dalam bentuk tablet dan cair bisa dikonsumsi setelah atau sesudah makan.
  • Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi azithromycin pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.
  • Jika Anda mengonsumsi obat antasida, pastikan ada jarak waktu dua jam dengan mengonsumsi azithromycin karena antasida dapat mengganggu penyerapan antibiotik ini.
  • Bagi pasien yang lupa mengonsumsi azithromycin, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Selain itu jangan menggandakan dosis azithromycin pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
  • Pastikan Anda menghabiskan seluruh dosis yang diresepkan oleh dokter meski kondisi Anda tampaknya sudah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah kembalinya infeksi. Jika kondisi tidak membaik setelah menghabiskan obat, periksakan diri ke dokter.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Azithromycin.
Sama seperti obat-obat lain, azithromycin juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang biasa terjadi setelah mengonsumsi antibiotik makrolida ini adalah :
  • Nafsu makan berkurang.
  • Sakit kepala.
  • Mual.
  • Sakit perut.
  • Diare.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.