Skip to main content

Obat Atenolol

  • Jenis obat : Obat penghambat beta.
  • Golongan : Obat resep.
  • Manfaat : Mengobati angina atau angin duduk, gangguan detak jantung dan hipertensi, Menjaga kesehatan jantung setelah serangan jantung.
  • Dikonsumsi oleh : Dewasa.
  • Bentuk obat : Tablet, obat cair yang diminum.

Peringatan.
  • Bagi wanita hamil dan menyusui, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat ini.
  • Sebelum mengonsumsi obat lain, pastikan obat tersebut cocok untuk dikonsumsi bersamaan dengan atenolol.
  • Harap berhati-hati dalam mengonsumsi atenolol jika mengalami gejala tekanan darah rendah, diabetes, asma, psoriasis, tumor pada kelenjar adrenal, Prinzmetal’s angina, myasthenia gravis, dan gangguan ginjal.
  • Jika terjadi reaksi alergi dan overdosis, segera hubungi dokter.
 Dosis Atenolol.
Kondisi : Angina.
Dosis/ hari (mg) : 100 mg. 

Kondisi : Gangguan pada detak jantung.
Dosis/ hari (mg) : 50-100 mg.

Kondisi : Hipertensi.
Dosis/ hari (mg) : 50-100 mg.

Kondisi : Setelah serangan jantung.
Dosis/ hari (mg) : 50 mg pada awal penggunaan100 mg untuk seterusnya.

Mengonsumsi Atenolol dengan Benar.
  • Pastikan untuk membaca aturan pakai pada kemasan dan ikuti aturan dokter. Jangan mengubah dosis atau berhenti mengonsumsi obat ini tanpa petunjuk dari dokter. Temui dokter secara teratur agar keefektifan obat ini dalam mengatasi kondisi Anda bisa dipantau.
  • Selama masa pengobatan, jalani pola makan sehat, serta jangan mengonsumsi minuman keras dan merokok.
  • Sebelum menjalani prosedur medis apa pun, beri tahu dokter yang melakukan operasi atau perawatan jika Anda mengonsumsi atenolol.
  • Bagi pasien yang lupa mengonsumsi atenolol, disarankan untuk segera mengonsumsinya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis atenolol pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Atenolol.
Berikut adalah efek samping atenolol yang umum dan berpotensi terjadi :
  • Pusing dan terasa ingin pingsan jika tiba-tiba beranjak bangun dari posisi berbaring atau duduk.
  • Jemari tangan atau kaki terasa dingin.
  • Sakit atau rasa tidak nyaman di area dada.
  • Merasa lelah.
Temui dokter jika Anda mengalami gejala efek samping yang berlebihan atau berkelanjutan.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.