Skip to main content

Obat Asam Salisilat

  • Jenis obat : Keratolytic.
  • Golongan : Obat bebas (sebagian merek membutuhkan resep dokter).
  • Manfaat : Efektif dalam mengobati Kutil, Psoriasis, Kapalan, Kulit bersisik, Infeksi jamur pada kuku.
  • Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak.
  • Bentuk obat : Obat oles.

Peringatan.
  • Obat ini tidak boleh digunakan pada wajah, tahi lalat, tanda lahir, kutil dengan rambut, kutil genital, bagian kulit lain yang sehat, serta bagian kulit yang mengalami inflamasi.
  • Bagi wanita hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui, tanyakan kepada dokter tentang petunjuk pemakaian obat ini.
  • Obat ini hanya untuk digunakan pada kulit bagian luar dan tidak disarankan untuk dioles pada luka terbuka atau kulit yang sedang mengalami inflamasi.
  • Harap berhati-hati bagi penderita diabetes dan gangguan sirkulasi darah.
  • Obat asam salisilat bisa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka jauhkan dari panas atau api secara langsung.
  • Ketika memakai obat ini, hindari pemakaian sabun pembersih, cairan yang mengandung alkohol, pembersih jerawat yang mengandung pengelupas kulit, kosmetik, sabun pengering kulit, kosmetik pengobatan, dan obat kulit lainnya.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Asam Salisilat.
Dalam menggunakan obat ini, selalu ikuti anjuran yang tertera pada kemasan dan juga saran dari dokter. Dosis umum pemakaian obat oles asam salisilat adalah 1-2 kali per hari. Pemakaian ini tergantung pada jenis dan keparahan kondisi yang diobati.

Jangan menambah atau mengurangi dosis yang tertera pada kemasan atau yang dianjurkan oleh dokter Anda. Menambah dosis tidak akan mempercepat proses penyembuhan, justru akan meningkatkan risiko efek samping yang terjadi.

Menggunakan Asam Salisilat dengan Benar.
  • Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi asam salisilat. Tanyakan pada dokter jika Anda menggunakan obat kulit lain bersamaan dengan asam salisilat karena beberapa obat-obatan bisa saling memengaruhi.
  • Obat ini hanya digunakan untuk kulit yang mengalami gangguan. Jika obat mengenai mata, hidung, mulut, atau luka, segera basuh dengan menggunakan air bersih selama 15 menit. Setelah pemakaian obat, basuh tangan Anda hingga bersih.
  • Pertama, bersihkan daerah yang akan dioles dengan air hangat untuk melunakkan kulit yang mengalami gangguan. Untuk meningkatkan pengobatan pada gangguan kulit, lapisan kulit mati yang paling atas bisa diangkat dengan alat khusus, bisa dengan pengikis kuku atau batu apung.
  • Jangan oleskan obat ini pada kulit wajah karena berpotensi menyebabkan iritasi yang meninggalkan bekas luka.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Asam Salisilat.
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Meski obat ini memiliki manfaat yang baik kepada tubuh, tapi obat ini juga bisa menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang bisaterjadi, seperti :
  • Kulit mengalami iritasi, kering, atau sakit. Ini biasanya muncul setelah pemakaian obat.
  • Sensasi rasa terbakar, memerah, dan mengelupas.
  • Gatal-gatal.
Jika efek samping yang terjadi terus berkepanjangan atau mengalami reaksi alergi, segera temui dokter.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.