Skip to main content

Kasus medis langka Sindrom Guillain Barre (GBS) dengan pneumokokus

Kasus ini merupakan presentasi langka dari penyakit pneumokokal dengan Sindrom Guillain Barre (GBS). GBS disebabkan karena infeksi campylobacter, cytomegalovirus dan virus Epstein-Barr.

Penjelasan kasus.
Anak laki-laki usia 13 tahun dengan dermatitis atopik dan vaksinasi belum lengkap, keluhan sebagai berikut :
  • Mudah Lelah, hipoaktif, bicara tidak jelas, beberapa kali tersedak.
  • Inkonsistensi urin dan fekal.
  • Air liur menetes, sesak napas.
  • Gangguan pernapasan dengan skor Silverman 5/10 dan saturasi : 89% dalam udara ruangan.
  • GCS : 15/15, penurunan kekuatan motorik pada kedua ekstremitas bawah dengan hilangnya refleks tendon dalam dan refleks Babinski negatif.
Keterangan gambar : Lobus atas kanan kolaps dan pneumonia dengan infiltrat yang menyebar pada kedua lapang paru, gambaran dari ARDS dini.

Diagnosis pertama :
Shock Sepsis.

Terapi yang diberikan :
Tahap 1.
Bolus cairan intravena dan kemudian didapatkan hasil :
  1. Tekanan darah sistolik: 100.
  2. Gas darah arteri menunjukan hipoksemia dengan asidosis metabolik.
  3. Rontgen dada : Lobus kanan atas paru kolaps dan pneumonia dengan penyebaran infiltrat pada kedua lapang paru.
Tahap 2.
Ventilasi non-invasif. Namun kondisi klinis pasien memburuk dengan penurunan kesadaran.

Pemeriksaan Laboratorium:
  1. Sel darah putih: 6000 (Band 29, Neutrofil 47, Limfosit 13).
  2. Peningkatan penanda inflamasi (CRP :22, LED : 110).
Koagulopati intravaskular diseminata/ Disseminated intravascular coagulopathy (Trombosit 57000, INR :1.4, Fibrinogen: 456, D-dimer :0.36).
Diagnosis kedua : 
Sindrom Guillain-Barre, terutama karena hilangnya refleks tendon dalam

Terapi IVIG : Streptococcus pneumoniae setelah 48 jam.

Diagnosis akhir : 
  1. ARDS berat.
  2. Hipoksia dengan asidosis respiratorik.
  3. Sindrom Guillain-Barre
Kombinasi S.pneumoniae dengan GBS merupakan sebuah kasus baru dan oleh karena itu tidak boleh sampai terlewatkan diagnosisnya. Diagnosis GBS belum ditentukan secara pasti. Pada kasus ini, riwayat dan presentasi fisik pasien mengarah kepada diagnosis GBS.

GBS adalah penyakit autoimun langka yang diketahui disebabkan oleh agen infeksius seperti virus dan bakteri. Kombinasi GBS dengan pneumokokus jarang terjadi, dengan risiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Vaksinasi untuk pneumokokus adalah cara efektif untuk mengurangi penyakit invasif ini.



Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.