Gejala batu ginjal dan ureter adalah kolik ginjal dan hematuria. Menimbulkan gejala asimptomatik atau atipikal, seperti :
- Nyeri perut akut.
- Nyeri panggul.
- Mual.
- Urgensi atau frekuensi kemih.
- Kesulitan buang air kecil.
- Nyeri penis maupun nyeri testis.
Diagnosis banding nefrolitiasis :
- Nefrolitiasis dapat dibedakan dari gangguan uretra lainnya menggunakan computed tomography (CT).
- Pencitraan ginjal, ureter dan kandung kemih harus dilakukan untuk memastikan adanya batu dan hidronefrosis.
- Radiografi abdominopelvis, pielografi intravena (intravenous pyelography / IVP) dan resonansi magnetik (magnetic resonance / MRI) perut dan panggul, direkomendasikan untuk mengkonfirmasi nefrolitiasis : Dosis radiasi efektif dari radiografi abdominal tunggal adalah 0.8 mSv.
- Dosis radiasi efektif untuk IVP adalah 3 mSv.
- CT abdomen dan panggul sebaiknya dipilih untuk mendeteksi hidronefrosis dan akurasi diagnostik tertinggi untuk nefrolitiasis.
Tata laksana nefrolitiasis :
- Pasien harus dirawat secara konservatif dengan obat pereda nyeri dan hidrasi sampai batu keluar.
- Pasien disarankan untuk menyaring urin selama beberapa hari dan membawa batu yang keluar untuk dianalisis.
- NSAID dan opioid digunakan untuk mengendalikan rasa sakit : Terapi kombinasi dengan morfin intravena 5 mg dan ketorolak 15 mg untuk mengurangi rasa sakit yang besar sekitar 40 menit.
- Alpha blocker. Blocker saluran kalsium dan agen antispasmodik dalam kombinasi dengan atau tanpa glukokortikoid. Digunakan untuk meningkatkan laju lintasan batu ureter.
- Alpha blocker : tamsulosin 0.4 mg 1 × 1 hingga empat minggu untuk batu ureter >5mm dan diameter ≤ 10 mm.
- Pemblokir saluran kalsium : nifedipine.
- Pasien dengan batu ginjal >1.5 cm atau komposisi batu yang keras (sistin atau kalsium oksalat), dilakukan Shock Wave Lithotripsy (SWL).
- SWL dan ureteroskopi harus dipertimbangkan sebagai pengobatan lini pertama untuk batu ureter yang membutuhkan pengangkatan.
- Konsultasi urologis diperlukan pada pasien dengan urosepsis, cidera ginjal akut, anuria, mual atau muntah.
- Setelah fase batu akut, pasien harus dievaluasi untuk hiperkalsemia dan komposisi urin 24 jam.
- Pasien dianjurkan menambah asupan cairan.
- Pasien dengan batu kalsium juga dapat diobati dengan diuretik thiazidedan : Diet rendah natrium untuk kalsium urin tinggi, kalium sitrat untuk hipokitraturia, allopurinol untuk asam urat urin tinggi.
- Pasien dengan batu asam urat dapat diobati dengan kalium sitrat atau kalium bikarbonat untuk menetralkan urin maupun allopurinol.
- Pasien dengan batu sistin dapat diobati dengan asupan cairan tinggi, obat alkalinisasi kemih seperti tiopronin.
- Pasien dengan batu struvite membutuhkan pengangkatan batu lengkap dengan nephrolithotomy perkutan.
Comments
Post a Comment