Skip to main content

Berapa lama ASI perah dapat disimpan?

ASI merupakan asupan nutrisi yang terbaik bagi bayi. Penyimpanan ASI perah yang benar dapat membantu ibu menyusui yang bekerja atau beraktivitas di luar rumah untuk tetap mencukupi kebutuhan ASI bayi. ASI perah dapat disimpan di dalam botol kaca ataupun botol plastik dengan syarat terdapat label bebas dari bahan berbahaya ataupun disimpan dalam kemasan plastik khusus ASI.


Hindari menyimpan ASI perah di dalam kemasan botol atau plastik yang biasa digunakan untuk keperluan umum. Tempat penyimpanan ASI turut mempengaruhi kualitas ASI yang disimpan. ASI perah dapat disimpan dalam waktu beberapa jam hingga beberapa bulan tergantung dari suhu penempatannya. Perlu diingat, proses pembekuan ASI perah akan menghilangkan beberapa zat penting dalam ASI yang berguna untuk menghalau infeksi pada bayi.

Semakin lama penyimpanan ASI perah, baik didinginkan maupun dibekukan, akan menghilangkan kandungan vitamin C di dalam ASI. Meski demikian, ASI perah yang sudah dibekukan, nilai gizinya masih jauh lebih baik dibandingkan susu formula. 

Berikut ini cara penyimpanan ASI perah yang benar :
  • ASI perah tahan hingga 6 jam jika disimpan pada suhu ruangan sekitar 25°C.
  • ASI perah tahan hingga 24 jam jika disimpan dalam kotak pendingin yang ditambah kantung es (ice pack).
  • ASI perah tahan hingga 5 hari jika disimpan di dalam kulkas bagian lemari pendingin dengan suhu minimal 4°C.
  • ASI perah tahan hingga 6 bulan jika disimpan di dalam freezer dengan suhu -18°C atau lebih rendah.

Catatan : Sebelum memberikan ASI perah yang dibekukan, ASI dapat dicairkan dengan cara menggunakan penghangat eletrik atau masukkan botol ASI perah yang beku ke dalam panci berisi air hangat hingga cair (jangan gunakan air panas karena bisa merusak nutrisi di dalam ASI).

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan demi mendapatkan ASI perah yang mampu bertahan lama, diantaranya adalah :
  1. Selalu mencuci tangan sebelum memompa ASI.
  2. Pastikan alat-alat yang digunakan, seperti pompa ASI, botol atau wadah penyimpanan ASI perah dalam kondisi bersih dan higienis.
  3. Cuci dan sterilkan botol penyimpanan ASI perah menggunakan mesin sterilisasi atau rendam botol di dalam air panas sebelum digunakan untuk menyimpan ASI perah.
  4. Segera dinginkan atau simpan ASI perah setelah selesai memompanya. Apabila terlalu lama berada dalam suhu kamar, ASI akan cepat basi dan terasa asam. 

Catatan : ASI perah beku yang sudah diambil untuk dihangatkan dan diberikan kepada bayi harus langsung dihabiskan. Jika bayi sudah kenyang, tetapi masih ada ASI yang tersisa dalam botol, maka sisa ASI tersebut harus segera dibuang.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...