Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perilaku yang membuat anak berperilaku impulsif (tidak berpikir panjang sebelum bertindak), hiperaktif hingga sulit berkomunikasi dengan orang lain. Anak menjadi sulit fokus karena kondisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD dapat diatasi dengan terapi dan dibantu dengan obat-obatan.
Terkait hal tersebut, perusahaan video game membuat permainan yang membantu terapi penderita ADHD. Sampai saat ini belum ada bukti yang dapat memastikan bahwa kecanduan video game bisa memicu ADHD pada anak. Anak-anak yang gemar bermain video game berisiko tinggi meningkatkan gejala ADHD beberapa tahun kemudian.
Dalam beberapa kasus tertentu, bermain video game justru membantu meredakan gejala ADHD atas dasar seperti berikut :
- Anak dengan ADHD mudah bosan dan pikirannya mudah teralihkan dan sewaktu bermain video game, anak dituntut untuk fokus dan merespons dengan cepat.
- Video game memberi respons yang berbeda-beda terhadap langkah dan keputusan yang diambil saat bermain, juga memberi banyak hal yang mampu menarik perhatian anak ADHD.
- Kebanyakan anak ADHD lebih tertarik bermain video game daripada anak-anak pada umumnya.
- Pergerakan cepat pada layar, mampu menarik perhatian anak ADHD dan membuatnya tidak sempat berpikir hal lain.
Kesimpulan :
Faktanya, bermain video game dapat melatih kemampuan kognitif yang membuat pemainnya perlu fokus mencapai tujuan. Bermain video game juga dapat menambah kepercayaan diri anak ADHD.
Para ahli menekankan agar orangtua tetap memberi batasan dan tidak membiarkan anak bermain video game secara berlebihan.
Para ahli menemukan terapi alternatif bagi anak penyandang ADHD yang bebas obat-obatan karena menggunakan basis pengembangan video game.
Berikut durasi waktu yang ditetapkan untuk anak dengan ADHD bermain video game:
- Anak usia prasekolah : hanya dengan pendampingan orang tua dengan durasi yang sangat terbatas.
- Anak Sekolah Dasar : 1 jam sampai 1,5 jam per hari, termasuk waktu menonton TV.
- Anak Sekolah Menengah Pertama : 1,5 jam sampai 2 jam per hari, termasuk nonton TV dan mengakses handphone.
- Anak Sekolah Menengah Atas : 2 jam sampai 2,5 jam per hari. Durasi ini dapat dinegosiasikan sesuai kegiatan akademis.
Comments
Post a Comment