Skip to main content

Benarkah sampah pembalut wanita dan gigitan nyamuk dapat menularkan HIV AIDS? Pahami fakta dan mitosnya


Tanggal 1 Desember merupakan peringatan hari AIDS sedunia. Namun sebagian orang masih belum paham betul apa yang dimaksud dengan HIV AIDS. Informasi yang kurang tepat dapat menyebabkan kekeliruan mengenai HIV AIDS.


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh akibat terinfeksi virus HIV.

Penularan virus HIV terjadi melalui :
  • Transfusi darah dan transplantasi organ tubuh yang terinfeksi virus HIV.
  • Alat suntik yang terkontaminasi virus HIV.
  • Melalui cairan vagina dan cairan sperma.
  • Hubungan seksual penetratif yaitu, alat kelamin pria masuk ke dalam dubur pasangan.
  • Air susu ibu yang positif HIV.
Faktor risiko penularan virus HIV antara lain :
  • Penggunaan alat suntik secara bergantian (tidak steril).
  • Aktivitas seksual yang berisiko tanpa menggunakan kondom dapat menyababkan IMS (Infeksi Menular Seksual).
Perjalanan HIV menuju AIDS :
  1. Tahap pertama : periode jendela 1-3 bulan
  2. Tahap kedua : HIV positif dalam rentang waktu 5-10 tahun.
  3. Tahap ketiga : gejala mulai muncul lebih dari 1 bulan.
  4. Tahap keempat : AIDS yaitu gabungan gejala segala jenis penyakit akibat infeksi HIV.
Fakta tentang HIV AIDS, di antaranya adalah :
  1. Secara global, negara yang paling banyak terinfeksi virus HIV adalah Afrika, dengan jumlah sekitar 25,6 juta jiwa.
  2. Di Indonesia, tiap 25 menit satu orang terinfeksi virus HIV. Satu dari lima orang yang terinfeksi berusia di bawah 25 tahun. Menurut golongan umur, penderitanya berusia 20-29 tahun, kemudian diikuti rentang usia 30-39 tahun.
  3. Penderita HIV masih dapat mempunyai anak. Wanita subur yang terinfeksi HIV dapat memiliki anak. Apabila ibu dan bayi menggunakan obat antiretroviral, wanita positif HIV dapat memiliki bayi yang negatif HIV.
  4. Belum ada vaksin ataupun obat yang dapat menyembuhkan HIV AIDS. Namun antiretroviral therapy (ART) dapat membantu orang yang positif HIV hidup lebih lama dan sehat.
  5. Penderita HIV masih dapat menularkan virus meski sudah minum obat.
Mitos tentang HIV AIDS, di antaranya adalah :
  1. Virus HIV menular melalui gigitan nyamuk. Beberapa penelitian, salah satunya yang dilakukan oleh National Cancer Institute, menunjukkan bahwa tidak terjadi kasus penularan HIV bahkan di daerah yang banyak nyamuknya.
  2. HIV AIDS dapat menular dari ciuman bibir. Jangan khawatir, ciuman bibir tidak akan menyebabkan tertularnya virus HIV. Virus HIV tinggal di sel T, salah satu bagian sel darah putih manusia. Sel T terdapat dalam semua cairan tubuh manusia dengan jumlah yang berbeda-beda. Paling banyak di dalam darah, cairan vagina, sperma dan ASI. Jumlah sel T hanya sedikit di air mata, air liur dan keringat.
  3. HIV AIDS ditularkan lewat sampah pembalut wanita yang sudah terkontaminasi virus HIV. Hal tersebut tidak benar karena virus HIV akan mati di udara bebas dalam waktu kurang dari 1 menit.
  4. Pelaku homoseksual sangat berisiko terjangkit HIV AIDS, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut data yang tercatat, di Indonesia kelompok yang paling banyak terinfeksi virus HIV adalah ibu rumah tangga.

Kesimpulan : Sampah pembalut wanita dan gigitan nyamuk dapat menularkan HIV AIDS adalah MITOS.

Selama lebih dari tiga dasawarsa, virus dan penyakit HIV AIDS terus berkembang. Apabila obat antiretroviral yang diberikan ke pasien dapat bekerja dengan baik, maka obat-obatan tersebut dapat mengurangi jumlah virus dalam darah sehingga tidak muncul pada tes pemeriksaan darah. Namun, penelitian menunjukkan bahwa virus masih bersembunyi di area lain pada tubuh penderitanya. Dengan demikian belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan HIV AIDS secara tuntas.


Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.