Skip to main content

Sering melakukan onani, dampak positif dan negatifnya

Onani merupakan aktivitas seksual tanpa terjadi kontak fisik dengan pasangan. Onani masih menjadi kontroversi dikalangan ahli medis. Sebagian menyebut onani berdampak negatif bagi kesehatan. Namun, sebagian lain menyimpulkan onani merupakan aktifitas seksual yang sehat.


Onani masuk ke dalam golongan safesex, dengan syarat tidak menimbulkan masalah kesehatan dan tidak terlalu sering dilakukan. Onani dilakukan secara sengaja untuk mencapai kepuasan seksual. Kepuasan seksual pria ditandai dengan keluarnya sperma saat ejakulasi. Pria lebih mudah terangsang dibandingkan wanita hanya dengan melihat secara visual. Hal tersebut dikarenakan otak bagian depan pria berfungsi mengendalikan hasrat seksual. Otak bagian depan secara otomatis merekam bagian-bagian tubuh yang menimbulkan rangsangan baginya. Inilah salah satu penyebab pria lebih sering melakukan onani.

Gloria Brame, ahli seksolog klinis mengatakan "Aktivitas onani merupakan kegiatan alami dan tidak berbahaya. Onani menjadi masalah apabila dilakukan secara berlebihan sampai menganggu kehidupan sehari-hari. Onani merupakan bagian dari kehidupan seks yang sehat. Bahkan, lebih sehat daripada anda menyikat gigi setiap hari."

Gloria Brame menyarankan untuk melakukan onani sebanyak tiga sampai lima kali seminggu. Lakukan dengan cara yang aman dan higienis. Pastikan tangan dalam keadaan bersih dan gunakan minyak untuk mencegah iritasi.

Berikut dampak positif dari onani, antara lain :
  • Melatih otot dasar panggul dan mencegah disfungsi ereksi.
  • Mencegah inkontinensia yaitu, kondisi tidak dapat menahan buang air kecil.
  • Melatih agar dapat bertahan lebih lama untuk sampai orgasme.
  • Menyalurkan harsat seksual orang yang belum memiliki pasangan.
Namun, tidak semua onani berdampak positif bagi kesehatan. Beberapa ahli juga mengatakan bahwa onani dapat menimbulkan dapak negatif bagi kesehatan tubuh dan psikologis.

Kecanduan onani dapat menimbulkan dampak negatif sebagai berikut :
  • Iritasi dan risiko infeksi pada kelamin.
  • Menurunkan kualitas sperma. Sel sperma mencapai titik kematangan dalam waktu 48 jam. Jika ejakulasi terjadi lebih dari satu kali dalam waktu 48 jam, maka kualitas sperma akan menurun akibat belum mencapai titik kematangan yang sempurna.
  • Menjadikan onani sebagai pelampiasan emosi, sehingga menyebabkan kecanduan.
  • Mengakibatkan kerusakan jaringan kelamin sehingga mengalami lecet pada kulit penis.
  • Rusaknya pembuluh darah penis akibat rangsangan secara terus menerus.
  • Sugesti kenikmatan saat melakukan onani dapat mempengaruhi kenikmatan saat berhubungan seks secara normal.
  • Kecanduan onani membuat seseorang malas berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih memilih onani sebagai pelampiasan hasrat seksual. Ini terjadi akibat hormon dopamin yang dikeluarkan ketika mencapai orgasme.
  • Para ahli medis sepakat bahwa orang yang sering melakukan onani akan mengalami gangguan psikis. Salah satunya yaitu, menurunnya rasa percaya diri di lingkungan sosial.
  • Pria menjadi tidak mampu mengendalikan hasrat seksualnya. Hal tersebut dapat memicu tindak kejahatan seperti pemerkosaan.
Onani bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan kenikmatan seksual. Aktivitas seksual yang sehat tentunya dilakukan bersama dengan pasangan. Onani berisiko merusak akhlak dan moral bagi pelakunya. Agar tidak terfokus dan kecanduan melakukan onani, sibukan diri melakukan kegiatan yang positif. 

Dalam agama Islam, onani diharamkan berdasarkan firman Allah :
"Dan mereka yang menjaga kehormatannya (dalam hubungan seksual) kecuali kepada istri atau hamba sahayanya, maka sesungguhnya mereka tidaklah tercela. Maka barangsiapa yang menginginkan selain yang demikian, maka mereka adalah orang-orang yang melampaui batas" (QS Al - Mu'minun 5:7).

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...