Skip to main content

Efek samping obat kuat yang perlu diketahui

Obat kuat merupakan jenis obat yang digunakan untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi atau meningkatkan vitalitas seksual. Sesuai dengan namanya, obat kuat dapat bekerja dengan cepat dan membuat seseorang lebih kuat dalam melakukan aktivitas seksual. Obat kuat bekerja secara cepat dalam rentang waktu 30 menit setelah diminum dan efeknya dapat langsung dirasakan. Penggunaan obat kuat dipercaya memberikan kepuasan tersendiri bagi yang mengonsumsi saat melakukan hubungan seksual. Tapi, dalam jangka panjang, kebiasaan meminum obat kuat dapat berbahaya bagi kesehatan.


Obat kuat termasuk golongan anabolik steroid yang bisa membuat seseorang menjadi lebih bertenaga. Obat tersebut menghasilkan nitrik oksida, yaitu zat kimia yang diproduksi tubuh. Nitrik oksida dapat melancarkan pembuluh darah pada penis sehingga terjadi ereksi dalam waktu lebih lama. Obat kuat diproduksi dalam berbagai bentuk, seperti obat oles, cairan, kapsul atau tablet. Obat kuat memperlambat ejakulasi dikarenakan mengandung pemati rasa yang membuat permukaan penis menjadi kebal, dengan begitu ejakulasi akan lambat.

Mengonsumsi obat kuat terlalu sering dapat menimbulkan efek samping yang beragam, antara lain sebagai berikut :
  • Sakit kepala.
  • Sesak nafas.
  • Jantung berdebar.
  • Gangguan pencernaan.
  • Wajah memerah.
  • Merusak organ penting seperti ginjal, lambung dan hati.
  • Kerusakan syaraf.
  • Menyebabkan depresi.
  • Mempercepat pertumbuhan tumor.
  • Penyusutan ukuran testis atau penis.
  • Hipotensi (tekanan darah menurun).
  • Serangan jantung mendadak.
  • Stroke.
  • Kelainan darah.
  • Kematian.


Menurut The National Library of Medicine, jantung manusia berdetak pada tingkat yang stabil dan berirama. Mengonsumsi obat kuat menyebabkan gangguan denyut jantung sehingga terjadi kegagalan dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Penelitian University of Alabama di Inggris juga menyimpulkan seseorang yang sering mengonsumsi obat kuat viagra, cialis atau levitra, berisiko mengalami kerusakan pendengaran. 

Seseorang yang tidak memiliki masalah seksual, tidak disarankan untuk mengonsumsi obat kuat. Obat kuat hanya boleh dikonsumsi sesuai arahan dokter dan harus dengan resep dokter.  Kebiasaan mengonsumsi obat kuat tanpa arahan dokter berisiko mengalami overdosis yang mengakibatkan aritmia, yaitu denyut jantung tidak teratur. Kondisi seperti itu dapat menghambat asupan oksigen yang dibutuhkan tubuh sehingga berisiko kematian.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...