Skip to main content

Penyebab keterlambatan bicara (speech delay) pada anak

Setiap anak melewati proses tumbuh kembang dengan kecepatan yang berbeda, salah satunya dalam kemampuan berbicara. Anak yang baik perkembangannya akan berkembang sesuai dengan usia dan masa perkembangan. Apabila anak tidak berkembang sesuai dengan masa perkembangan normal, maka dapat dikatakan mengalami keterlambatan tumbuh kembang.


Salah satu gangguan perkembangan anak yang paling sering terjadi, yaitu keterlambatan bicara (speech delay). Menurut data yang tercatat 5%-10% anak mengalami kesulitan bicara dan berbahasa di sekolah. Keterlambatan bicara (speech delay) lebih sering dialami oleh anak laki-laki. Mengapa demikian? Karena anak perempuan cenderung memiliki kemampuan lebih baik dibanding anak laki-laki dalam hal memahami dan meniru isyarat Non-verbal (intonasi bicara dan ekspresi wajah). 

Anak dapat dikatakan mengalami keterlambatan bicara, jika menginjak usia 2 tahun belum mampu mengucapkan sepatah atau dua patah kata. Normalnya anak usia 2 tahun sudah mampu menggabungkan lebih dari dua kata menjadi sebuah kalimat.


Faktor penyebab keterlambatan bicara yang terjadi pada anak, diantaranya sebagai berikut :
  • Gangguan pendengaran : Jika anak mengalami gangguan pendengaran, maka otomatis cenderung terhambat dalam memahami dan meniru mengucapkan bahasa.
  • Autisme : Gangguan perkembangan anak seperti autis merupakan gangguan perkembangan pervasif. Ditandai dengan anak mengalami kesulitan dalam hal kognitif, berbahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.
  • Genetik : Beberapa kasus keterlambatan bicara terjadi pada anak yang memiliki riwayat hal serupa dalam keluarga. Sehingga ada kemungkinan faktor genetik mempengaruhi kemampuan anak berbicara.
  • Kelainan organ : Lidah pendek, bentuk gigi, bentuk rahang bawah, bibir sumbing, deviasi septum nasi, kelainan larin dan adenoid.
  • Bisu selektif : Sifat bisu selektif merupakan kondisi di mana anak tidak mau bicara sama sekali dalam situasi dan kondisi tertentu yang menurutnya tidak nyaman.
  • Lingkungan : Kurang mendapat stimulasi bicara dari orang-orang di sekitar sehingga kosa kata yang diketahui anak terbatas. Menerapkan komunikasi dua bahasa juga dapat menyebabkan keterlambatan bicara pada anak, kecuali anak memiliki kecerdasan tinggi sehingga mudah menghafal lebih dari satu bahasa.
  • Redartasi mental : Redartasi mental merupakan penyebab umum dari banyaknya kasus gangguan keterlambatan bicara. Pada kasus redartasi mental, keterlambatan bicara disertai dengan keterlambatan visuo motor (pemecahan suatu masalah).
  • Gangguan berbahasa sentral : Gangguan berbahasa sentral merupakan ketidakmampuan anak dalam memecahkan suatu masalah dan ketidakmampuan berbahasa. Pada usia sekolah, gangguan ini menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar.
  • Pengaruh gadget : Gadget menyebabkan anak menjadi pendengar pasif. Anak yang gemar bermain gadget tanpa menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dapat mengalami keterlambatan bicara akibat kurangnya kosa kata.

Apabila anak menunjukan tanda-tanda mengalami keterlambatan bicara, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter, psikolog atau terapis. Setiap anak tidak dapat disamakan pencapaian perkembangannya, namun jika anak dalam usia yang tepat tidak mencapai suatu kemampuan yang seharusnya, maka perlu dicurigai adanya keterlambatan perkembangan. Orang tua harus cepat tanggap dalam merespon kondisi ini agar dapat ditangani dengan tepat.


Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.