Skip to main content

Mitos-mitos seputar daging kambing

Daging kambing termasuk dalam golongan daging merah yang paling banyak dikonsumsi masyarakat dunia. Namun banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai manfaat dan bahaya mengonsumsi daging kambing. Sehingga banyak orang yang takut mengonsumsinya. Mitos merupakan sesuatu yang belum terbukti kebenarannya dan dipercaya secara turun-temurun.


Menurut United State Department of Agriculture (USDA) kandungan lemak jenuh dan kolesterol dalam daging kambing lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi dan daging ayam.

Berikut ini merupakan beberapa mitos yang berkaitan dengan mengonsumsi daging kambing :
Mitos daging kambing menyebabkan penyakit darah tinggi (hipertensi).
Mitos tersebut sudah mengakar di masyarakat sehingga banyak orang yang menghindari mengonsumsi olahan daging kambing. Faktanya, daging kambing memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi. Dalam 100 gram daging kambing terkandung :
  • Lemak 3,03 gram.
  • Kolesterol 75 gram.
  • Zat besi 3,73 gram.
  • Zinc 5,27 gram.
Meskipun mengonsumsi satu kilogram daging kambing tidak akan menyebabkan seseorang terserang penyakit darah tinggi.

Mitos mengonsumsi daging kambing dapat meningkatkan hasrat seksual (libido).
Tidak ada yang istimewa pada kandungan gizi daging kambing. Jika dibandingkan dengan daging sapi, kandungan gizinya tidak jauh berbeda. Daging kambing dapat meningkatkan hasrat seksual belum terbukti secara ilmiah.

Mitos ibu hamil tidak boleh makan daging kambing.
Jika ibu hamil dalam kondisi sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung dan kolesterol maka mengonsumsi daging kambing diperbolehkan, tetapi tidak boleh berlebihan. Makan dengan porsi secukupnya saja.

Mitos mengonsumsi daging kambing tidak boleh bersamaan dengan buah durian.
Mengkonsumsi daging kambing bersamaan dengan buah durian diperbolehkan selama orang yang mengkonsumsi dalam keadaan sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Namun apabila seseorang memiliki riwayat penyakit jantung koroner, mengonsumsi daging kambing dan buah durian harus dihindari karena dapat memperparah kondisi penyakitnya. Buah durian merupakan buah yang tinggi kandungan lemaknya, begitupun dengan daging kambing.

Mitos cara pemotongan dapat mempengaruhi bau prengus pada daging kambing.
Daging kambing memiliki bau khas yang tidak dapat dihilangkan. Cara pemotongan kambing tidak mempengaruhi bau prengus pada daging kambing.


Segala sesuatu harus dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Mitos yang terlanjur beredar di masyarakat akan menghilang dengan sendirinya apabila masyarakat mendapatkan edukasi dan pemahaman yang tepat.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.

Kasus medis ruam gatal di bawah payudara (Tinea corporis et regio thoracal) dan obatnya

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 28 tahun datang dengan keluhan sebagai berikut : Ruam di kulit bagian bawah payudara sejak seminggu. Ruam terasa gatal terutama saat berkeringat. Awalnya ruam berukuran kecil dan semakin membesar. Memakai pakaian ketat. Jarang mengganti pakaian saat berkeringat. Riwayat alergi (tidak ada). Riwayat diabetes melitus (tidak ada). Riwayat pemakaian lotion ataupun bedak di area tersebut (tidak ada). Riwayat hamil (tidak ada). Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal (tidak ada). Keterangan : pasien telah memakai obat gentamisin krim selama 3 hari namun ruam tidak membaik. Status dermatologi : Terdapat plak eritema berbatas tegas dengan central healing. Diagnosis medis : Tinea corporis et regio thoracal. Untuk membuktikannya bisa dilakukan skin scraping dan diKOH mencari hifa dan spora. Terapi yang diberikan : Loratadin 2 x 1 tab. Mikonazol cream 2 x 1 ue dioles tipis. Obat golongan azole dan diberikan selama...