Skip to main content

Benarkah mengonsumsi daging kambing berbahaya untuk ibu hamil?

Banyak orang yang tidak suka mengonsumsi daging kambing karena bau khasnya yang menyengat. Selain itu mitos-mitos seputar daging kambing juga menyebabkan beberapa orang menghindarinya, khususnya para ibu hamil. Sebenarnya ibu hamil boleh saja mengonsumsi daging kambing asalkan tidak berlebihan. Segala sesuatu yang berlebihan tidak akan baik meskipun dikonsumsi oleh orang yang tidak memiliki risiko apapun.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah melakukan kajian dan menyimpulkan bahwa daging kambing tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan oleh ibu hamil. Terutama saat usia kehamilan trimester pertama. 

Risiko yang dapat timbul akibat mengonsumsi daging kambing saat hamil, antara lain :
Lambung terasa panas.
Mengonsumsi daging kambing memberikan efek panas di tubuh sesungguhnya tidak benar dan tidak terbukti secara ilmiah. Namun, mengonsumsi daging kambing secara berlebihan dapat menyebabkan lambung terasa panas. Protein tinggi yang terkandung dalam daging kambing membuat lambung bekerja keras dalam mencerna makanan. Sehingga apabila makan berlebihan, lambung akan terasa panas.

Memicu hipertensi pada ibu hamil.
Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak boleh mengonsumsi daging kambing. Kandungan natrium, zat besi dan berbagai senyawa lainnya dapat memperparah kondisi penyakitnya.

Memicu konstipasi pada ibu hamil.
Konstipasi merupakan gangguan pencernaan yang sering dialami oleh ibu hamil. Ibu hamil cenderung mengalami penurunan fungsi pencernaan akibat tertekan oleh janin. Mengonsumsi daging kambing yang tinggi protein semakin memperberat kerja lambung, sehingga risiko konstipasi semakin meningkat.

Risiko terinfeksi bakteri toksoplasmosis.
Bakteri Toksoplasmosis dapat hidup dalam daging merah. Daging kambing dapat menjadi inang berkambangnya bakteri toksoplasmosis. Kambing yang diternak dengan cara tidak sehat berisiko menularkan bakteri tersebut. Ibu hamil yang terinfeksi toksoplasmosis dapat mengalami kelahiran prematur, keguguran, bayi lahir cacat dan risiko lainnya.

Kolesterol.
Meskipun kandungan kolesterol dalam daging kambing tergolong rendah, ibu hamil yang memiliki riwayat kolesterol sebaiknya hindari mengonsumsi daging kambing. Kolesterol merupakan salah satu zat yang baik untuk pertumbuhan janin, tetapi apabila kadarnya berlebihan akan berdampak buruk bagi kondisi jantung ibu hamil. Kolesterol yang tinggi akan memicu kerja jantung lebih keras sehingga ibu hamil akan merasakan jantung berdebar-debar.


Mengonsumsi daging kambing saat hamil tidak jadi masalah apabila kondisi ibu sehat. Tetapi jika ibu mengalami suatu penyakit sebaiknya hindari mengonsumsi daging kambing. Konsumsi daging kambing pada ibu hamil juga tidak boleh berlebihan, cukup 5 potongan kecil dan tidak boleh setiap hari.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.