Skip to main content

Manfaat dan bahaya mengonsumsi hati ayam

Hati ayam sering dijadikan menu pendamping dalam hidangan berbagai jenis kuliner khas Indonesia, seperti soto dan bubur ayam. Biasanya hati ayam diolah menjadi sate yang memiliki rasa asin dan gurih.


Pernahkah terpikir apa manfaat dan bahayanya jika mengonsumsi hati ayam? Hati merupakan organ yang berfungsi untuk menyaring racun dalam sistem pencernaan. Bagaimana jika organ tersebut diolah menjadi makanan manusia?

Manfaat mengonsumsi hati ayam bagi tubuh :
  • Pembentuk sel darah merah.
Hati ayam mengandung zat besi tinggi yang bermanfaat bagi tubuh. Zat besi merupakan salah satu mineral pembentuk sel darah merah. Sel darah merah bertugas mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh dan mendukung proses pembentukan energi. Tubuh yang kekurangan zat besi dapat mengalami gangguan kesehatan, antara lain :
  1. Anemia.
  2. Tubuh lemas.
  3. Mudah pusing.
  4. Nafsu makan berkurang.
  5. Nafas pedek dan cepat.
  6. Mudah terkena infeksi.
  7. Radang atau sariawan pada lidah.
  8. Detak jantung tidak beraturan.
  • Menyehatkan mata.
Hati ayam mengandung vitamin A yang sangat baik untuk kesehatan mata. Kebutuhan vitamin A yang terpenuhi dapat menurunkan risiko penyakit rabun dan kebutaan.
  • Menunjang masa pertumbuhan.
Hati ayam memiliki kandungan fosfor yang tinggi. Fosfor merupakan zat energi yang digunakan dalam proses metabolisme lemak dan pati di dalam tubuh. Zat fosfor sangat baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tubuh bagi anak-anak. Berikut ini manfaat fosfor bagi tubuh :
  1. Menunjang kesehatan gigi dan gusi.
  2. Komponen yang mendukung sintesis DNA.
  3. Membantu penyerapan kalsium.
  • Meningkatkan kekebalan tubuh.
Kandungan vitamin yang terdapat di dalam hati ayam sangat baik untuk meningkatkan napsu makan dan menguatkan sistem kekebalan tubuh. Hati ayam mengandung banyak vitamin, antara lain :
  1. Vitamin A.
  2. Vitamin C.
  3. Vitamin D
  4. Vitamin B12.
  5. Fosfor.
  6. Zat besi.
  7. Asam folat.

Dibalik semua manfaatnya untuk tubuh, mengonsumsi hati ayam juga memiliki risiko yang dapat membahayakan kesehatan. Ingatlah bahwa hati merupakan organ pencernaan yang berfungsi menyaring racun dalam darah. Sehingga hati sangat rentan tercemar zat kimia, pestisida ataupun jenis racun lainnya. Semakin buruk kualitas makanan yang dikonsumsi ayam, maka akan semakin banyak kandungan racun pada organ hatinya.

Sebaiknya hindari mencampur hati ayam ataupun hati sapi dalam menu MPASI (Makanan Pendamping ASI). Bayi berusia kurang dari 1 tahun masih rentan terkena segala macam infeksi karena sistem kekebalan tubuhnya masih lemah. Dikhawatirkan racun yang terkandung dalam hati berpindah ke tubuh, sehingga bayi menjadi rentan terhadap serangan berbagai penyakit.  

Sumber gizi yang terdapat pada hati masih bisa diganti dengan bahan makanan yang lebih aman untuk bayi, contohnya :
  • Vitamin A bisa didapat dari : wortel, bayam, tomat, pisang dan apel.
  • Vitamin D bisa didapat dari : tahu, jamur, kacang kedelai, udang dan telur. 
  • Vitamin E bisa didapat dari : buncis, daun bawang, brokoli, tahu, dan labu. 
  • Vitamin B12 bisa didapat dari : ikan tuna, daging sapi, ayam, telur, dan jamur.
  • Zat besi bisa didapat dari : daging, telur, ayam, bayam, tomat, kentang, kangkung dan kacang-kacangan.

Sebelum mengonsumsi hati ayam ataupun hati sapi, pastikan telah dicuci sampai benar-benar bersih. Cuci dengan air mengalir agar racun yang menempel di hati ikut terbuang. Olah sampai matang sempurna, hindari mengonsumsi olahan hati yang masih setengah matang.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.