Memiliki anak yang sehat dan sempurna merupakan harapan semua orang. Agar dapat melahirkan seorang anak yang sempurna dan sehat perkembangannya, hal yang wajib diwaspadai adalah paparan teratogen sejak masa kehamilan. Teratogen merupakan istilah yang diambil dari bahasa Yuani teratos, yang berarti monster.
Dalam hal ini, teratogen diartikan sebagai agen yang berpotensi menyebabkan terjadinya cacat pada janin. Teratogen dapat menyebabkan perubahan permanen dalam bentuk dan fungsi organ tubuh jahin, sehingga berisiko bayi terlahir cacat.
Resiko cacat pada janin dapat terjadi pada awal masa kehamilan. Umumnya saat kehamilan berusia 3 bulan, dimana organ-organ janin sedang mengalami tumbuh kembang. Selama berlangsungnya proses kehamilan, plasenta berperan untuk mengirimkan nutrisi ke janin dan melindungi janin dari paparan zat berbahaya. Namun, teratogen dapat menembus plasenta dan masuk ke dalam aliran darah janin. Paparan teratogen tersebut dapat memberi pengaruh negatif pada perkembangan janin di dalam kandungan.
Fase embrio merupakan fase yang paling kritis, berlangsung sejak janin berusia sekitar 3-8 minggu. Apabila terjadi serangan teratogen pada fase embrio, maka cukup besar risiko janin mengalami kecacatan.
Macam-macam agen teratogen, antara lain :
Rokok.
Kandungan tembakau yang terdapat dalam rokok, berpotensi menyebabkan cacat pada janin. Tembakau dapat mengakibatkan kurangnya oksigen dalam aliran darah, sehingga pasokan oksigen yang dibutuhkan janin tidak maksimal. Hal ini menyebabkan kerusakan saraf pada bayi yang dilahirkan.
Alkohol.
Alkohol mengandung zat berbahaya yang dapat menyebabkan kelahiran cacat pada bayi. Zat alkohol yang terserap ke dalam tubuh ketika ibu hamil mengkonsumsi alkohol, dapat mempengaruhi perkembangan organ janin secara keseluruhan, serta menyebabkan kerusakan sel-sel janin yang hingga mengakibatkan penyakit Fetal Alcohol Syndrome (FAS). Penyakit FAS ditandai dengan ciri, sebagai berikut :
- Kelainan bentuk wajah.
- Komplikasi jantung.
- Keterbelakangan mental.
- Hiperaktif.
- Kejang.
Obat keras tanpa resep dokter.
Ibu hamil harus hati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan, tidak disarankan mengkonsumsi obat tanpa resep dokter. Penggunaan obat-obatan terlarang juga sangat berbahaya untuk kesehatan janin di dalam kandungan. Jenis kokain atau metamfetamin dapat menghambat pertumbuhan janin, sehingga menyebabkan bayi yang lahir mengalami berat badan rendah. Obat dengan resep dokter, seperti obat anti kejang dan antikoagulan juga harus diwaspadai penggunaannya, karena berisiko bayi lahir dengan keterbelakangan mental.
Polusi asap kendaraan.
Ibu hamil yang hidup di kota besar sangat rentan terpapar polusi asap kendaraan setiap hari. Asap kendaraan bermotor memiliki kandungan zat yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, racun dari asap kendaraan bermotor dapat dibawa oleh aliran darah dan diserap oleh janin. Reaksi kimia dari asap kendaraan bermotor dapat menyebabkan masalah neurologis pada janin, sehingga bayi yang dilahirkan dapat menderita gangguan kesehatan, sebagai berikut :
- Cerebral palsy.
- Keterbelakangan mental.
- Polychlorinated Biphenyls (PCB).
- Kecacatan bentuk organ dan fungsi organ.
- Perubahan warna kulit.
Infeksi virus & bakteri.
Infeksi virus dan bakteri ketika masa kehamilan, dapat menyebabkan penyakit yang mengganggu perkembangan janin di dalam kandungan. Contoh infeksi virus penyakit yang menyebabkan bayi terlahir cacat adalah campak (rubella) dan cacar air (varicella). Ibu hamil yang terserang rubella dan varicella dapat menular ke janin sehingga bayi yang dilahirkan mengalami cacat organ dan keterbelakangan mental. Riwayat penyakit kronis yang pernah diderita ibu hamil juga berisiko menyebabkan kelainan genetik dan cacat lahir pada bayi.
Zat merkuri pada kosmetik.
Ibu hamil dilarang untuk menggunakan segala jenis kosmetik dan disarankan untuk tidak melakukan perawatan kecantikan selama masa kehamilan. Zat kimia yang terkandung dalam kosmetik dan obat-obatan kecantikan, umumnya mengandung zat berbahaya seperti merkuri. Pencemaran merkuri di dalam darah, dapat mengakibatkan bayi terlahir cacat dan menyebabkan bayi menderita penyakit tertentu.
Penyebab janin terserang teratogen, antara lain :
Tingkat stress ibu.
Seorang ibu yang mengalami tingkat stress tinggi beresiko melahirkan bayi secara prematur. Bayi yang lahir prematur sangat rentan mengalami masalah kesehatan. Emosi ibu yang tidak stabil menyebabkan terjadinya perubahan hormon dan detak jantung sehingga berpengaruh pada kondisi janinnya. Janin yang lemah sangat mudah terserang berbagai jenis teratogen.
Usia ibu saat mengandung.
Kehamilan terbaik, yaitu kehamilan yang terjadi pada usia antara 20-35 tahun. Pada rentang waktu usia tersebut, seorang wanita memiliki kualitas sel telur yang baik dan akan terus mengalami penurunan kualitas seiring bertambahnya usia. Kehamilan di atas usia 35 tahun memiliki risiko kegagalan tumbuh kembang janin secara sempurna. Hal tersebut memperbesar kemungkinan terjadinya kelahiran cacat pada bayi. Wanita yang hamil di usia tua, lebih berisiko melahirkan bayi yang mengalami kelainan kromosom. Salah satu penyakit kelainan kromosom, yaitu Down Syndrome. Penyakit Down Syndrome juga dapat terjadi akibat serangan teratogen jahat yang merusak embrio janin sejak awal kehamilan.
Kehamilan terbaik, yaitu kehamilan yang terjadi pada usia antara 20-35 tahun. Pada rentang waktu usia tersebut, seorang wanita memiliki kualitas sel telur yang baik dan akan terus mengalami penurunan kualitas seiring bertambahnya usia. Kehamilan di atas usia 35 tahun memiliki risiko kegagalan tumbuh kembang janin secara sempurna. Hal tersebut memperbesar kemungkinan terjadinya kelahiran cacat pada bayi. Wanita yang hamil di usia tua, lebih berisiko melahirkan bayi yang mengalami kelainan kromosom. Salah satu penyakit kelainan kromosom, yaitu Down Syndrome. Penyakit Down Syndrome juga dapat terjadi akibat serangan teratogen jahat yang merusak embrio janin sejak awal kehamilan.
Kesehatan ayah.
Pria yang setiap hari bekerja di lingkungan yang penuh paparan zat kimia juga dapat menyebabkan kelahiran cacat pada bayi. Kontaminasi zat kimia yang terhirup dan menyebar melalui aliran darah mempengaruhi kesehatan sel sperma seorang pria. Sel sperma yang tidak normal, berpengaruh pada pembentukan embrio janin sehingga tidak berkembang secara normal.
Gaya hidup yang tidak sehat.
Wanita yang memiliki pergaulan bebas dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan narkotika, baik sebelum atau selama hamil dapat menyebabkan masalah berat bagi perkembangan janin di dalam kandungan. Bayi yang dilahirkan berisiko besar mengalami kecacatan fisik. Zat alkohol dan obat-obatan terlarang juga dapat menyebabkan cacat pada organ dalam tubuh dan keterbelakangan mental pada bayi yang dilahirkan. Alkohol dan narkotika dapat menyebabkan bayi terlahir dengan gangguan, sebagai berikut :
- Terganggunya perkembangan motorik.
- Lingkar kepala kecil.
- Jumlah jari tidak normal.
- Cacat organ tubuh.
- Kecerdasan rendah.
- Autis.
- Down Syndrome.
Efek radiasi.
Ibu hamil dilarang menjalani perawatan medis atau kecantikan yang menggunakan gelombang radiasi. Paparan mesin yang memancarkan sumber radiasi dapat menyebabkan bayi terlahir cacat. Dalam prosedur medis, dokter sangat melarang ibu hamil mendapatkan perawatan atau pemeriksaan yang menggunakan radiasi. Contohnya, pemeriksaan medis menggunakan sinar X. Kecacatan yang disebabkan oleh efek radiasi, antara lain :
- Bibir sumbing.
- Kelainan bentuk kaki dan tangan.
- Kelainan jumlah jari kaki dan tangan.
- Kebutaan.
- Spina bifida.
- Kelainan otak mengecil.
Untuk mencegah bayi terlahir cacat, setiap wanita harus menyadari pentingnya hidup sehat. Hindari lingkungan yang tidak sehat dan terapkan pola makan yang penuh nutrisi selama masa kehamilan.
Berikut ini nutrisi penting pada masa kehamilan yang dapat mencegah cacat lahir pada bayi :
- Vitamin B12.
- Vitamin D.
- Asam folat.
- Asam lemak omega 3.
- Makanan yang mengandung probiotik.
Agen teratogen tanpa disadari mengintai kehidupan kita sehari-hari. Dampak buruk kelahiran cacat pada bayi akibat teratogen hanya dapat dicegah dengan menghindari sumber penyebabnya. Lakukan pemeriksaan rutin sejak awal masa kehamilan, hindari mengkonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter.
Comments
Post a Comment