Skip to main content

Anal seks berisiko kanker anus

Dalam aktivitas seksual terdapat beberapa macam teknik bercinta, salah satu diantaranya, yaitu anal seks. Teknik bercinta seperti ini banyak dilakukan oleh beberapa pasangan untuk mendapatkan sensasi seksual yang tidak biasa. Anal seks merupakan gaya bercinta dengan melakukan penetrasi penis ke dalam lubang anus. Anal (anus) adalah bagian struktur alat sekresi tubuh manusia berbentuk lubang yang memiliki fungsi untuk mengeluarkan feses. Gaya bercinta anal seks merupakan perilaku seksual yang tidak aman untuk kesehatan. Orang yang sering melakukan anal seks berisiko menderita kanker anus.


Anus merupakan bagian kotor yang penuh dengan bakteri karena menjadi saluran pembuangan feses. Anus tidak memiliki kelenjar pelumas seperti vagina, sehingga memasukkan penis ke dalam lubang anus dapat berisiko merobek dinding rektum. Jika terjadi kerusakan dinding rektum, bakteri fekal (kotoran) dari anus dapat masuk ke dalam perut dan menyebabkan Peritonitis (peradangan lapisan dinding perut bagian dalam). Anal seks juga dapat memindahkan bakteri fekal dari anus ke dalam vagina.

Hubungan seksual yang normal dan aman adalah dengan melakukan penetrasi penis ke dalam vagina. Penis dan vagina merupakan alat reproduksi alami pada tubuh manusia.


Risiko melakukan anal seks, antara lain :
  1. Rasa sakit pada anus karena struktur lubang anus lebih kecil dan tidak fleksibel seperti vagina.
  2. Rasa nyeri saat buang air besar akibat sobeknya dinding rektum.
  3. Berisiko penularan Penyakit Menular Seksual.


Risiko terparah dari anal seks adalah kanker anus. Penis yang masuk ke dalam anus dapat menyebabkan iritasi kronis. Anus yang mengalami iritasi berisiko terinfeksi Human Pappiloma Virus (HPV).


Gejala kanker anus akibat anal seks, antara lain :
  • Rasa gatal dan nyeri di daerah anus.
  • Keluar darah dari anus.
  • Keluar cairan yang tidak normal dari anus.
  • Bengkak di daerah anus.
  • Muncul tumor yang terus berkembang di anus.
  • Kerusakan otot anus.
  • Sulit menahan buang air besar.


Kanker anus dapat didiagnosa dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut :
  • Pemeriksaan fisik : memeriksa kondisi rektum dan anus untuk mengetahui adanya jaringan ganas yang tumbuh di daerah tersebut. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan alat bantu anuskop, yaitu alat berbentuk tabung untuk melihat kelainan di dalam saluran anus dan rektum dengan lebih jelas.
  • Pemeriksaan endoskopi : Pemeriksaan menggunakan alat berbentuk tabung fleksibel tipis yang terdapat kamera kecil di ujungnya. Alat dimasukkan ke dalam anus untuk memeriksa jaringan di dalamnya.
  • Pemeriksaan biopsi anus : biopsi anus dilakukan dengan cara mengambil jaringan anus yang diduga mengalami kanker, kemudian diperiksa menggunakan mikroskop.
  • Pemeriksaan biopsi fine needle aspiration : biopsi ini dilakukan dengan teknik menusukkan jarum tipis (fine needle aspiration) pada kelenjar getah bening, apabila diketahui terjadi pembesaran kelenjar getah bening.
  • Pemeriksaan USG transrektal : tindakan USG dengan meletakkan alat pada rektum. Pemeriksaan ini untuk melihat seberapa dalam jaringan kanker yang berkembang di dalam anus.
  • Pemeriksaan MRI : pemeriksaan menggunakan gelombang magnet untuk mendapatkan gambar kondisi organ di dalam tubuh. MRI digunakan untuk melihat pembesaran kelenjar getah bening di sekitar lokasi kanker anus.
  • Pemeriksaan CT-Scan : pemeriksaan daerah anus dengan menggunakan sinar-X. CT-Scan bertujuan untuk mendeteksi penyebaran kanker ke kelenjar getah bening atau organ lain.
  • Pemeriksaan PET-Scan : pemeriksaan ini bertujuan untuk menggambarkan letak kanker anus dan penyebarannya ke bagian tubuh lain dengan menggunakan analisis penyerapan gula radioaktif oleh sel kanker. Dokter akan menggabungkan PET-Scan dengan CT-Scan dan MRI agar menghasilksn diagnosa yang lebih jelas.


Tingkat keganasan kanker anus, sebagai berikut :
  • Stadium I : jaringan kanker anus berukuran sebesar kacang kedelai.
  • Stadium II : jaringan kanker anus membesar lebih dari 2 cm.
  • Stadium III A : jaringan kanker anus sudah menyebar ke bagian tubuh lain, seperti kandung kemih dan vagina.
  • Stadium III B : jaringan kanker anus sudah menyebar ke kelenjar getah bening sekitar panggul.
  • Stadium IV : jaringan kanker anus sudah menyebar ke organ tubuh lain di luar panggul.

Kanker anus harus mendapatkan pengobatan khusus agar tidak terus menerus berkembang ke stadium tinggi. Kanker anus yang terlambat diobati dapat mengancam nyawa penderitanya. Pengobatan kanker anus dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut :
  • Radioterapi.
  • Kemoterapi.
  • Pembedahan jaringan kanker.

Penyakit kanker anus dapat dicegah dengan menghindari perilaku seksual anal seks. Mulai saat ini bicarakan risikonya kepada pasangan agar tidak lagi melakukan atau mencoba melakukan anal seks. Lakukan aktivitas seksual yang sehat agar tidak merusak organ reproduksi.



Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.