Skip to main content

Hati-hati sariawan (Stomatitis Aftosa) dapat menjadi tanda penyakit serius

Sariawan merupakan salah satu gangguan rongga mulut yang sering dialami oleh banyak orang. Keberadaannya sangat mengganggu karena menimbulkan rasa nyeri ketika berbicara dan makan. Ditambah lagi saat menggosok gigi, sariawan akan semakin terasa nyeri. Sariawan (Stomatitis Aftosa) merupakan luka yang terjadi pada selaput lendir mulut, berbentuk bercak putih dan terasa perih. Sariawan dapat diderita oleh berbagai usia termasuk bayi.

image source : herbilogy

Sariawan akan berkembang secara perlahan dari radang mukosa dengan warna memerah hingga terbentuk luka putih yang bisa terus membesar.


Berdasarkan ukuran lukanya, sariawan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
  1. Sariawan minor : diameter lukanya berukuran 1cm, sariawan jenis ini yang paling umum diderita. Biasanya akibat cidera mulut saat menggosok gigi.
  2. Sariawan mayor : diameter lukanya berukuran 2cm - 3cm. Biasanya terbentuk di langit-langit mulut atau lidah. Luka sariawan mayor lebih dalam dengan bentuk tepi yang tidak beraturan.
  3. Sariawan herpatiformis : sariawan jenis herpatiformis memiliki luka berukuran kecil, namun berjumlah banyak dan berkelompok. Jumlah bercak putih bisa mencapai 10 buah hingga 100 buah.


Penyebab sariawan diakibatkan oleh beberapa hal, antara lain :
  • Kebersihan mulut yang tidak terjaga.
  • Cidera mulut.
  • Kekurangan nutrisi.
  • Sensitif terhadap makanan dan minuman tertentu.
  • Infeksi virus.
  • Reaksi alergi.
  • Gangguan pencernaan.
  • Stress.
  • Jamur.
  • Gejala penyakit serius, seperti HIV/AIDS, kanker dan diabetes.
  • Kekurangan zat besi.
  • Kekurangan vitamin C dan vitamin B12.
  • Sistem imunitas lemah.
  • Menggunakan pasta gigi yang mengandung natrium lauret sulfat.
  • Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu panjang.
  • Berkurangnya produksi air liur.
  • Perubahan hormon pada wanita yang sedang hamil atau menstruasi.
  • Berhenti merokok, orang yang berhenti merokok biasanya akan mengalami sariawan di masa-masa awal.

Gejala sariawan yang kerap muncul :
  • Rasa tidak nyaman di mulut.
  • Muncul luka putih di lidah atau dinding mulut.
  • Perdarahan ringan pada bercak putih.
  • Mulut terasa perih dan panas.
  • Tenggorokan bagian dalam memerah akibat radang dan sulit menelan makanan.
  • Kulit di sudut bibir mengalami pecah-pecah.

Waspada jika sariawan muncul di tempat yang sama dalam waktu lebih dari 2 minggu namun tidak kunjung sembuh. Ini dapat menjadi indikasi adanya penyakit tertentu, seperti :
  • Penyakit crohn (radang usus kronis).
  • Penyakit celiac (alergi pencernaan terhadap protein gluten).
  • Artritis reaktif (gejala infeksi)
  • HIV AIDS. 
  • Penyakit Behcet (peradangan pembuluh darah).
  • Penyakit Lupus.

Jenis sariawan yang harus mendapat pertolongan dokter, yaitu :
  • Sariawan akibat bakteri, pada kasus seperti ini pasien membutuhkan antibiotik untuk mematikan bakteri yang menginfeksi rongga mulut.
  • Sariawan multiple, yaitu sariawan yang muncul merata di dinding mulut. Sariawan jenis ini merupakan indikasi kanker rongga mulut. Dalam kasus ini pasien harus mendapatkan perawatan medis yang serius.

Jika mengalami gangguan sariawan yang tidak kunjung sembuh, segera lakukan pemeriksaan kesehatan rongga mulut ke dokter spesialis gigi dan mulut agar dapat mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat.


Pengobatan sariawan.
Dokter akan menentukan diagnosa melalui pemeriksaan fisik untuk mengetahui jenis sariawan dan tingkat keparahannya. Kemudian memberikan obat, antara lain sebagai berikut :

Obat pereda nyeri.
Dokter akan memberi obat pereda rasa nyeri. Obat ini akan membuat mulut terasa kebal sehingga tidak terasa nyeri untuk sementara waktu. Obat pereda nyeri biasanya dalam bentuk obat kumur, semprot, atau gel (krim benzoacaine dan lidocaine). Penggunaan obat kumur tidak disarankan untuk anak-anak berusia di bawah 12 tahun.

Obat kortikosteroid. 
Obat ini digunakan segera saat luka muncul. Contoh obat kortikosteroid antara lain :
  • Dexamethasone.
  • Triaciomonole.
  • Clobetasol.
  • Fluocinoid.
Obat antimikroba. 
Obat ini bertujuan mencegah infeksi pada luka. Contoh obat  antimikroba, antara lain :
  • Tetracycline.
  • Chlorhexidene.
  • Hidrogen peroksida.
  • Gluconate.
Obat immunosupresan. 
Obat ini berfungsi menghambat pembentukan luka, biasanya diberikan pada penderita kasus sariawan yang parah. Contoh obat immunosupresan, antara lain :
  • Cochcline.
  • Clofazimine.
  • Thalidomide.
  • Azathioprine.

Pada kasus sariawan yang ringan dapat dilakukan pengobatan sendiri di rumah tanpa bantuan dokter. Pengobatan sariawan di rumah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
  • Berkumur dengan air hangat bercampur garam. Kumurkan 3 kali sehari untuk meredakan luka di dalam mulut. Garam berfungsi mengurangi pembengkakan pada sariawan.
  • Berkumur dengan air hangat dan baking soda. Fungsi baking soda dapat mengurangi rasa perih pada sariawan. 
  • Perbanyak konsumsi yogurt, selain sehat untuk pencernaan, di dalam yogurt terdapat banyak bakteri baik yang dapat mengurangi bakteri buruk di dalam rongga mulut. Yogurt berfungsi menetralkan PH dalam rongga mulut. 
  • Mengoleskan sariawan dengan bawang merah. Bawang merah memiliki manfaat sebagai anti inflamasi untuk meredakan bengkak dan radang. 
  • Perbanyak mengkonsumsi buah pepaya. Pepaya memiliki kandungan vitamin C dan vitamin B yang tinggi.

Sariawan bukan merupakan penyakit menular, namun keberadaannya pasti terasa sangat mengganggu. Untuk mencegah munculnya sariawan cukupkan tubuh dengan nutrisi yang lengkap. Hindari merokok atau mengkonsumsi makanan minuman yang panas dan terlalu pedas. Jaga selalu kesehatan mulut. Periksakan segera ke dokter jika mengalami sariawan yang tidak kunjung sembuh.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.