Skip to main content

Gegar otak pada anak, kenali gejalanya

Ketika sedang bermain, sering kali anak-anak lepas dari pengawasan orangtua. Bagi orangtua yang sibuk bekerja, tidak selalu bisa memantau aktivitas anak setiap hari. Anak yang terlalu aktif tanpa sengaja bisa mengalami kecelakaan seperti terjatuh dari ketinggian atau terbentur benda keras. Kasus trauma kepala tidak boleh disepelekan karena dapat menjadi salah satu penyebab kematian. Tercatat anak di bawah usia 4 tahun paling sering mengalami cidera kepala. Salah satu risiko dari cidera kepala, yaitu gegar otak.

image source : mayapada hospital

Gegar otak adalah cidera kepala tanpa disertai kerusakan jaringan otak akibat benturan yang sangat keras. Terjadinya gegar otak tidak selalu ditandai dengan hilangnya kesadaran sehingga orangtua sering terlambat menyadarinya. Gegar otak pada anak dapat mengganggu perkembangan otaknya dalam jangka waktu panjang. Tingkat keparahan gegar otak tergantung pada seberapa keras benturan.


Proses terjadinya gegar otak :
  1. Di dalam tengkorak kepala, terdapat cairan pelindung otak.
  2. Ketika kepala mengalami hantaman keras, otak dapat bergeser dan membentur tulang tengkorak kepala. 
  3. Kerja otak menjadi terganggu untuk beberapa saat, kondisi inilah yang disebut gegar otak.


Gejala gegar otak ringan pada anak, antara lain :
  • Benturan yang dialami oleh anak tidak terlalu keras.
  • Setelah dilakukan observasi selama 2 jam tidak timbul tanda kelainan saraf.
  • Mual.
  • Muntah 3 kali - 4 kali.
  • Kehilangan kesadaran kurang dari 1 menit.
  • Badan anak lemah dan lesu.
  • Sering menangis.
  • Terdapat benjol atau memar.

Gejala gegar otak berat pada anak, antara lain :
  • Anak yang sudah bisa bicara akan mengeluh sakit kepala.
  • Sering menangis ketika tersentuh kepala atau menggerakan kepala.
  • Terdapat benjolan besar.
  • Terjadi perubahan waktu tidur, bisa tidur sangat lama ataupun sebentar.
  • Lemah dan lesu.
  • Ledakan emosi pada anak (tantrum).
  • Keluar cairan bening atau darah dari hidung dan telinga.
  • Kehilangan kesadaran.
  • Terjadi kelainan saraf.
  • Kejang.
  • Retak pada tulang kepala.
  • Ubun-ubun menonjol.
  • Muntah lebih dari 5 kali dan berulang terus menerus hingga lebih dari 6 jam.
  • Hilang kesadaran lebih dari 15 menit.
  • Kehilangan ingatan.
  • Sensitif terhadap cahaya atau suara.
  • Tidak bisa menggerakkan bola mata.

Tindakan yang harus dilakukan saat anak mengalami cidera kepala :
  1. Pegang kepala si kecil untuk memeriksa adanya luka atau memar.
  2. Tunggu selama 30 menit apakah terjadi benjol atau membengkak.
  3. Jika kepala terdapat memar atau benjolan, kompres dengan kain berisi es batu.
  4. Jika terjadi pendarahan tekan kepala agar aliran darah terhambat.
  5. Bersihkan luka dan berikan obat.
  6. Apabila anak kehilangan kesadaran bawa segera ke RS terdekat.

Pemantauan cidera kepala dapat dilakukan selama 48 jam, jika terdapat gejala seperti di bawah ini bawa segera anak ke RS :
  • Anak mengalami hilang kesadaran lebih dari 1 menit bahkan 15 menit.
  • Terjadi kejang.
  • Menangis karena rasa sakit.
  • Muntah berulang-ulang lebih dari 5 kali.
  • Keluar darah dari telinga atau hidung.
  • Bengkak pada area ubun-ubun.

Diagnosa gegar otak pada anak :
OBSERVASI.
Di Rumah Sakit, dokter akan melakukan observasi terlebih dahulu selama 24 jam pertama untuk memantau adanya keluhan seperti :
  • Sakit kepala.
  • Kejang.
  • Hilang kesadaran.
  • Muntah berulang.
  • Gangguan fungsi koordinasi dan refleks tubuh.
Pemeriksaan Computerized Tomography (CT Scan) untuk menggambarkan kondisi kepala secara keseluruhan. Dari berbagai sudut tulang tengkorak dan otak.

Pemeriksaan Resonansi Magnetik (MRI) untuk mengetahui seluruh kondisi jaringan otak dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio.

Pemeriksaan Elektroensefalografi (EEG) untuk melihat aktivitas listrik pada otak apabila pasien mengalami kejang yang berkelanjutan.


Jangan memberikan sembarang obat kepada anak sebelum mendapatkan pemeriksaan dokter. Hindari penggunaan obat yang mengandung aspirin karena dapat memicu pendarahan. Anak yang mengalami gegar otak dan tidak mendapatkan perawatan secara maksimal akan mengalami sakit kepala jangka panjang hingga berbulan-bulan. Orangtua harus cepat tanggap membawa anak ke RS jika tiba-tiba melihat kondisi anak mengalami gejala gegar otak.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.