Skip to main content

Awareness ! Cegah kematian mendadak pada bayi (Sudden Infant Death Syndrome)

Kelahiran bayi mungil merupakan anugerah untuk sebuah keluarga. Sosoknya yang menggemaskan menjadi sumber kebahagiaan di dalam rumah. Namun hati-hati, banyak kejadian yang merenggut kebahagiaan keluarga akibat kematian bayi secara mendadak. Kasus kematian bayi secara tiba-tiba disebut Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). SIDS adalah kematian bayi berusia antara satu bulan hingga satu tahun secara tiba-tiba tanpa terduga. Bayi yang awalnya terlihat sehat dan baik-baik saja, mendadak diketahui telah meninggal.


Sebagian besar kasus SIDS terjadi pada bayi yang sedang tidur, namun tetap perlu diwaspadai dalam keadaan sadarpun bayi bisa mengalami SIDS.


Penyebab kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome) belum diketahui secara pasti. Bahkan pada beberapa kasus dilakukan otopsi namun tidak mendapatkan hasil yang jelas. Menurut sejumlah pakar, ada beberapa hal yang meningkatkan risiko terjadinya SIDS pada bayi.


Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya SIDS pada bayi, antara lain :
  • Keturunan atau genetik dari orangtua.
  • Infeksi bakteri.
  • Menghirup suatu zat yang membuat bayi sulit bernafas.
  • Bayi laki-laki lebih banyak mengalami SIDS.
  • Berat badan bayi di bawah normal.
  • Posisi tidur yang tidak tepat.
  • Terpapar asap rokok sejak masih dalam kandungan.
  • Kecelakaan tidak terduga seperti hidung bayi tertutup bantal atau selimut.
  • Gangguan saluran pernafasan.

Kesadaran orangtua untuk selalu waspada dalam menjaga bayi menjadi hal yang sangat penting. Untuk mencegah terjadinya Sudden Infant Death Syndrome pada bayi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para orangtua.


Cara mencegah kematian bayi secara mendadak, sebagai berikut :
  1. Tidurkan bayi dengan posisi telentang agar hidung bayi tidak tertutup suatu apapun. Jika bayi sudah dapat memiringkan badan ke kanan dan ke kiri, ganjal tubuh bayi menggunakan guling di sisi kanan dan kiri. Posisi tidur seperti ini dapat mencegah risiko bayi mengalami kesulitan bernafas akibat lubang hidung tertutup.
  2. Pilih kasur atau box bayi yang nyaman dan aman. Kasur yang memiliki kualitas baik, permukaannya tetap rata meskipun ada bayi di atasnya. Gunakan kasur yang tidak telalu empuk ataupun tidak terlalu keras, agar bayi merasa nyaman.
  3. Ini hal sepele namun tidak boleh diabaikan. Pasang sprai tempat tidur bayi dengan rapi. Ikat disetiap ujung sisinya agar saat bayi aktif bergerak, sprai tidak menggulung tubuh bayi. 
  4. Usahakan agar kamar tidur bayi tidak terlalu panas. Pasangkan jendela untuk sirkulasi udara di dalam kamar. Gunakan AC untuk menyejukan ruangan. Udara yang terlalu panas dan pengap akan mengganggu pernafasan bayi. Gunakan baju bayi yang nyaman dan menyerap keringat. 
  5. Hindari menyelimuti bayi hingga leher. Selimut yang terlalu ke atas dikhawatirkan akan menutup wajah bayi. Bayi yang belum aktif bergerak sebaiknya dibedong. Keluarkan tangan bayi dari dalam selimut.
  6. Kosongkan tempat tidur bayi dari segala macam benda. Hindari meletakkan terlalu banyak bantal atau guling. Berikan satu saja boneka kecil yang ringan untuk menemani tidur bayi di dalam box.
  7. Biarkan bayi tetap tidur sekamar dengan orangtuanya selama 6 bulan pertama. Namun, sebaiknya sediakan box bayi agar bayi tidur terpisah. Bayi yang tidur satu kasur bersama orang tuanya, lebih berisiko mengalami Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) akibat tanpa sadar muka atau badan bayi tertindih orangtua.
  8. Gunakan dot (empeng) saat bayi sedang tidur. Penggunaan empeng akan menurunkan risiko SIDS pada bayi.
  9. Jaga udara di sekitar bayi tetap bersih dari polusi dan debu. Terutama paparan asap rokok. Tercatat 63000 kasus SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) di dunia yang disebabkan oleh asap rokok.
  10. Lindungi bayi dari segala penyebab infeksi. Biasakan mencuci tangan sebelum menyentuh ataupun menggendong bayi. Hindarkan bayi dari lingkungan orang yang sedang sakit. Sebaiknya jangan mencium wajah bayi karena menyebabkan kuman penyakit menempel di wajah bayi.

Cobalah ikuti langkah-langkah di atas untuk menjaga bayi dari kematian mendadak (Sudden Infant Death Syndrome). Upayakan agar bayi selalu terhindar dari paparan asap rokok. Racun yang terkandung di dalam rokok dapat berakibat fatal bagi fungsi organ pernafasan bayi. Bagi ayah yang perokok aktif, cuci muka dan tangan serta ganti pakaian sebelum mencium ataupun menggendong bayi.

Comments

Popular posts from this blog

Penyakit Brahma, benarkah penyakit kutukan? Simak penjelasannya dalam ilmu medis

Indonesia kaya akan budaya yang sebagian masyarakatnya masih mempercayai tahayul. Dalam masyarakat Betawi, dikenal penyakit Brahma yang konon terjadi akibat melewati tempat bekas orang berzina. Penyakit tersebut diyakini hanya bisa disembuhkan dengan cara disembur oleh dukun kemudian dioleskan campuran daun brahma merah, jamur pandan merah dan minyak kelapa. Pada kasus yang terjadi, penderitanya datang dengan keluhan demam, muncul lesi seperti bisul berisi air disertai rasa panas seperti terbakar, beberapa diantaranya sampai meninggal dunia. Dalam ilmu kedokteran tidak dikenal penyakit Brahma air ataupun Brahma api. Dilihat dari gejala fisiknya, penyakit tersebut masuk dalam kategori infeksi akut. Jenis infeksi akut salah satunya adalah sepsis. Hampir 95% gejala penyakit Brahma (yang disebut oleh orang betawi), sesungguhnya merupakan gejala sepsis. Sepsis adalah kondisi peradangan di seluruh tubuh akibat infeksi bakteri ataupun mikroorganisme di dalam darah, uri...

Kista Bartholin (benjolan di bibir vagina), penyebab dan gejalanya

Pernahkah anda mendengar istilah kista Bartholin? Kista Bartholin merupakan benjolan yang tumbuh pada lipatan bibir vagina akibat penyumbatan saluran kelenjar Bartholin. Kelenjar Bartholin terletak di seluruh sisi dinding vagina yang berfungsi mengeluarkan cairan untuk membantu melumaskan vagina saat berhubungan seksual. Tumbuhnya kista Bartholin umumnya terjadi pada wanita di masa usia subur atau menjelang menopause. Faktor penyebab tersumbatnya saluran kelenjar Bartholin : Iritasi jangka panjang pada vagina. Peradangan akibat infeksi bakteri Escherichia coli. Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae . Infeksi penyakit menular seksual akibat bakteri Chlamydia trachomatis . Dalam kasus yang terjadi, kista Bartholin biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kista dapat terinfeksi bakteri sehingga terbentuk nanah menjadi abses Bartholin. Proses terbentuknya kista Bartholin : Kelenjar Bartholin memiliki saluran untuk menge...

Kasus medis gatal dan panas di leher (Dermatitis Venenata)

Penjelasan kasus. Seorang wanita usia 40 tahun, ibu rumah tangga sehari-hari menggunakan jilbab datang dengan keluhan sebagai berikut : Muncul plenting di kulit leher sejak 3 minggu (plenting yang dimaksud adalah vesikel-bula). Plenting terasa gatal dan panas. Oleh dokter dikatakan pasien mengalami herpes. Sudah diberi acyclovir zaft dan acyclovir tab, obat sudah habis namun tidak sembuh. Diagnosis medis : Lesi hanya soliter dan terbatas pada 1 regional saja, menurut saya ini bukan herpes. Herpes tidak tepat diberikan acyclovir cream untuk kasus herpes zoster. Dari anamnesis dan gambaran dermatologi, pasien menderita Dermatitis Venenata. Terapi yang diberikan : Tes Kalium hidroksida (KOH) 10% dan lampu wood. Metilprednisolon tab 3 x 4 mg. Natrium diklofenak tab 3 x 50 mg prn. Cetirizine tab 1 x 10 mg prn. Digenta cream 2 x 1 ue. Kontrol kembali 5 hari kemudian.